Dosen UIN Mataram Diduga Cabuli Mahasiswi, Datangi Polda dan Labrak Korban Saat Diperiksa

- Rabu, 21 Mei 2025 | 13:35 WIB
Dosen UIN Mataram Diduga Cabuli Mahasiswi, Datangi Polda dan Labrak Korban Saat Diperiksa


NARASIBARU.COM -
Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram berinisial WJ melabrak mahasiswi yang melaporkannya terkait dugaan kekerasan seksual ke Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Nusa Tenggara Barat (NTB), Selasa (20/5/2025) malam. Ia melabrak para mahasiswi penerima beasiswa Bidikmisi yang menjadi korban pencabulan itu saat sedang diperiksa penyidik.

Hal itu diungkapkan oleh perwakilan Koalisi Stop Kekerasan Seksual NTB, Joko Jumadi. Menurutnya, WJ mendatangi kantor polisi bersama sang istri.

"Saya duduk di depan (ruangan) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) di Polda NTB. Tiba-tiba ada mobil parkir. Dua orang keluar dari mobil dan mendatangi korban," kata Joko, Selasa malam.

Joko mengungkapkan keduanya langsung memegang korban yang saat itu juga berada di depan ruangan PPA Ditreskrimum Polda NTB. Awalnya, Joko mengira dua orang tersebut anggota polisi yang bertugas di Polda NTB. Setelah dipastikan, keduanya ternyata WJ bersama istrinya.

"Istrinya megang korban, saya langsung pisahkan. Korban saya masukkan ke (ruangan) PPA," imbuhnya.

Tak hanya itu, WJ bersama istrinya juga masuk ke ruangan penyidik. Aksi nekat WJ itu bahkan sempat membuat penyidik terkejut. Penyidik pun langsung meminta keterangan terhadap WJ seusai melabrak para korban.

"Sekalian (pelaku) diinterogasi," ucap Joko.

Di hadapan istrinya, Joko berujar, WJ mengakui perbuatannya dengan jumlah korban sebanyak tujuh orang. Namun, nama yang disebut WJ berbeda dengan nama yang dikantongi Koalisi Stop Kekerasan Seksual NTB.

"Dia (terduga) ngakunya tujuh, tapi ada nama yang berbeda disebut dengan yang kami pegang namanya," imbuh Joko.

Modus Pencabulan Dosen UIN Mataram


Sebelumnya, Joko mengungkap para korban dalam kasus tersebut merupakan mahasiswi penerima beasiswa Bidikmisi yang tinggal di asrama UIN Mataram. Adapun, modus pelaku menjalankan aksinya dengan memanipulasi korban. Pelaku menyuruh korban untuk menganggap dirinya sebagai ayah.

"Sehingga kemudian, dia bisa memanipulasi (korban) untuk kemudian anak-anak (mahasiswi) itu mau menuruti apa yang menjadi kemauan dari si pelaku," tuturnya.

Joko membeberkan WJ melakukan perbuatan cabul itu dengan mencium, meraba, dan meminta para korban untuk melakukan oral seks. "Kejadiannya di ruang asrama. Ada yang malam hari (kejadiannya), (korban) disuruh tidur di salah satu tempat, terus melakukannya (pencabulan)," imbuhnya.

Korban takut menolak perbuatan WJ lantaran khawatir beasiswa Bidikmisi yang mereka dapatkan dicabut. "Lebih ke manipulasi korban. Korban juga ketakutan (beasiswa Bidikmisi) dicabut meskipun dia tidak melakukan (ancaman) secara langsung," sambung Joko.

Dirreskrimum Polda NTB Kombes Pol Syarif Hidayat membenarkan adanya laporan terkait dugaan pencabulan oleh dosen UIN Mataram tersebut. Ia menegaskan kasus tersebut masih dalam proses penyelidikan.

"Saat ini korban masih diinterogasi," kata Syarif.

Sumebr: dtk

Komentar