NARASIBARU.COM - Tokoh Nahdlatul Ulama (NU), Islah Bahrawi, ikut angkat suara soal pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang menyinggung gerakan "Indonesia Gelap" dan "Kabur Aja Dulu" dimodali oleh para koruptor.
Namun, alih-alih mendukung narasi tersebut, Islah justru menyindir pihak yang memberikan informasi kepada Presiden.
"Yang bisikin bahwa dimodalin koruptor pasti bukan intel," kata Islah di X @islah_bahrawi (22/7/2025).
Tak berhenti di situ, Islah menyebut bahwa jika benar informasi tersebut berasal dari intel, maka patut dipertanyakan keaslian Identitasnya.
"Kalau memang intel, pasti intelnya yang selalu bawa Kartu Tanda Anggota. Di dompetnya ada foto keluarga dan di mana-mana dia ngaku sebagai anggota intel," tandasnya.
👇👇
Yang bisikin bahwa gerakan "Indonesia Gelap" dan "Kabur Aja Dulu" dimodalin koruptor pasti bukan intel. Kalau memang intel, pasti intelnya yang selalu bawa Kartu Tanda Anggota, di dompetnya ada foto keluarga dan di mana-mana dia ngaku sebagai anggota intel.
— Islah Bahrawi (@islah_bahrawi) July 22, 2025
Sebelumnya, saat hadir di Kongres PSI, Prabowo mengaku geleng-geleng kepala karena masih ada yang mengaku pemimpin tapi menebar pesimisme.
"Saya geleng-geleng kepala, ada orang-orang yang berperan sebagai orang pintar, pemimpin, tapi yang disebarkan adalah pesimisme," kata Prabowo.
"Indonesia gelap, kabur aja deh. Kabur aja loh, emang gampang? Lu di situ di luar negeri, di mana lu, lu dikejar-kejar," tambahnya.
Ia kemudian menegaskan, setelah mendapatkan informasi dari anak buahnya, gerakan terstruktur itu ternyata sengaja didesain.
"Dan ternyata memang ini adalah rekayasa. Ini dibuat-buat, dibayar oleh mereka-mereka yang ingin Indonesia selalu gaduh, miskin," ucapnya.
Ketum Gerindra ini kemudian menegaskan bahwa aksi 'Indonesia Gelap' hingga trand 'kabur aja dulu' dibiayai oleh koruptor.
"Koruptor-koruptor itu yang membiayai demo itu, Indonesia gelap (ekspresi meledek). Sorry ye, Indonesia cerah, masa depan Indonesia cerah. Saya sudah lihat angka-angkanya, kekayaan kita luar biasa," tandasnya.
Melihat kekayaan Indonesia yang sangat luar biasa, Prabowo bilang, pilihan saat ini apakah berani atau tidak mengelola sumberdaya alam yang ada.
"Tinggal kita bisa mengelola atau tidak. Tinggal kita berani atau tidak," kuncinya.
👇👇
https://t.co/Fuv16HVhEL pic.twitter.com/FKjoakY39h
— Jejak digital. (@ARSIPAJA) July 21, 2025
Prabowo Sebut 'Indonesia Gelap' Didanai Koruptor, Pakar Singgung Cara Berpikir!
Pakar hukum tata negara yang merupakan pengajar di Sekolah Tinggi Hukum (STH) Indonesia Jentera, Bivitri Susanti, mengomentari pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang menyatakan bahwa gerakan "Indonesia gelap" didanai oleh koruptor.
Menurut salah satu pendiri Pusat Studi Hukum dan Kebijakan (PSHK) ini, apa yang disampaikan oleh Presiden Prabowo menggambarkan cara berpikirnya sebagai seorang mantan tentara.
Sebagai informasi, Indonesia Gelap adalah istilah dan gerakan sosial yang muncul sebagai bentuk kritik terhadap kondisi politik, ekonomi, dan sosial di Indonesia, terutama sejak awal tahun 2025.
Istilah ini digunakan oleh mahasiswa, aktivis, dan masyarakat sipil untuk menyuarakan kekecewaan dan kekhawatiran terhadap arah kebijakan pemerintah.
"Saya kira apa yang disampaikan Pak Prabowo itu kan menggambarkan cara berpikir dia ya. Jadi cara berpikirnya memang sebagai seorang tentara, tidak mungkin ada orang-orang yang berpikir secara rasional tanpa ada komando," ucap Bivitri Susanti dalam acara Sapa Indonesia Malam di Kompas TV, Senin (21/7/2025).
"Jadi sebenarnya kebebasan individu untuk berpikir, ada sesuatu yang salah kemudian bergerak dengan indikasi yang jelas, bergerak bersama itu mungkin tidak masuk di akalnya Pak Prabowo sebagai tentara karena segala sesuatunya harus dikomandoi," sambungnya.
Atas dasar itu, Bivitri menyebut barang kali Prabowo tak memahami bahwa dalam iklim demokrasi wajar ada gerakan-gerakan sosial semacam itu.
Gerakan sosial, lanjutnya, juga tak hanya terjadi di Indonesia.
Misalnya, Presiden Donald Trump yang didemo ribuan warga Amerika Serikat (AS).
"Kemudian demonstrasi Palestina, apa pun itu, tapi memang ada pikiran-pikiran merdeka yang bisa melihat dengan akal sehat. Tidak perlu ada yang bayarin bergerak untuk menolak sesuatu," ungkapnya.
Sumber: Fajar
Artikel Terkait
Istilah Serakahnomic Cocok untuk Keluarga Jokowi
Ijazah Jokowi: Kriminalisasi Pengkritik Buktikan Kebenaran? Logika Terbalik di Pusaran Kontroversi!
Prabowo Sebut ‘Indonesia Gelap’ Dibiayai Koruptor Tanpa Ada Bukti
Kata Kuasa Hukum soal Jokowi Tak Hadir Pemeriksaan dengan Alasan Recovery, tapi Sanggup ke Acara PSI