Menteri Era Gus Dur Yakin Ijazah Jokowi Palsu dan Tak Pantas Sarjana: Ijazah Disembunyikan Takut Terbongkar!

- Jumat, 08 Agustus 2025 | 13:20 WIB
Menteri Era Gus Dur Yakin Ijazah Jokowi Palsu dan Tak Pantas Sarjana: Ijazah Disembunyikan Takut Terbongkar!




NARASIBARU.COM - Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara era Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Ryaas Rasyid, meyakini ijazah Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) palsu.


Hingga kini, kasus tudingan ijazah palsu tak kunjung rampung dan permasalahan tersebut semakin melebar hingga melibatkan banyak orang.


Bareskrim Polri telah menyerahkan kasus ke Polda Metro Jaya setelah menyatakan ijazah Jokowi asli berdasarkan uji forensik.


Kasus tersebut kemudian ditangani oleh Polda Metro Jaya dan kini telah naik tahap penyidikan karena ditemukan unsur pidana dalam perkara yang dilaporkan oleh Jokowi itu.


Namun, pihak-pihak yang melaporkan ijazah Jokowi palsu tidak terima dengan proses hukum yang ada dan sampai sekarang masih terus mempermasalahkannya.


Ditambah lagi setelah Jokowi menyatakan ada tokoh besar di kasus ijazah palsu, pihak-pihak pelapor seperti Roy Suryo cs tidak terima, kemudian melayangkan somasi kepada Presiden ke-7 RI tersebut.


Jokowi sendiri tidak mau menunjukan ijazah aslinya ke publik, dia mengaku hanya mau menunjukan ijazah aslinya di persidangan.


Setelah mengikuti perkembangan kasus ijazah Jokowi ini, Ryaas lantas menyimpulkan Jokowi tidak mempunyai ijazah.


Bahkan, Ryaas mengatakan Jokowi tidak pantas menjadi seorang sarjana karena kapasitasnya tidak mumpuni.


"Saya kira ada masalah karena menurut saya kalau mengikuti perkembangan ini secara teliti, saya punya kesimpulan sederhana, dia (Jokowi) itu nggak punya ijazah," ungkapnya, Kamis (7/8/2025), dikutip dari YouTube Abraham Samad SPEAK UP.


"Indikasinya banyak, tapi yang paling nampak adalah memang dia tidak punya kapasitas sebagai seorang sarjana, sarjana apapun. 


Sebab seorang sarjana itu punya struktur berpikir yang clear, berbicara secara sistematik, ini kalau lulusan sekolah tinggi ya, berpikir sistematis, bertutur kata yang teratur dan fokus. Dia (Jokowi) tidak punya sama sekali kemampuan itu," sambungnya.


Ryaas yang juga dikenal sebagai Pengamat politik ini menilai, ijazah Jokowi yang selama ini disembunyikan itu aslinya bermasalah.


Maka dari itu, tidak pernah ditunjukan ke publik karena tidak mau terbongkar.


"Ada apa sesuatu yang asli disembunyikan? Kalau dia mengatakan dia punya ijazah asli, kenapa dia sembunyikan? Jadi kalau menurut saya, yang disembunyikan itu (ijazah) adalah sesuatu yang bermasalah," katanya.


"Secara tidak sadar, dia (Jokowi) mengakui bahwa ijazahnya itu bermasalah, sehingga tidak sembarangan bisa ditunjukan, takut ketahuan," jelas Ryaas.


Ryaas pun mengatakan, kasus ijazah palsu Jokowi ini sulit dicerna secara logika, tetapi dia tetap berkeyakinan ijazah Jokowi palsu.


"Hebatnya itu, dia (Jokowi) menyebutkan akan menunjukan kepada pengadilan, tapi pengadilan di Solo tidak ada ijazah juga muncul. Dia mengatakan, dia tunjukan kepada polisi. Polisi mengaku cuma terima fotokopi."


"Jadi ini suatu persoalan yang sulit sekali dicerna secara logika, tapi kesimpulan saya dia tidak punya ijazah. Kalau ada ijazah yang dia pegang atau tidak tunjukan, pasti palsu, itu pasti palsu," tegasnya.


Ryaas pun menganggap, Jokowi hanya beralasan saja tidak mau menunjukan ijazah aslinya. 


Padahal, menurutnya, ijazah itu merupakan sesuatu yang sah dan diakui, bukan aib atau sesuatu yang buruk.


Dengan ini, Ryaas mengklaim Jokowi sengaja membuat kasus ini berlarut-larut dan menggantung.


"Itu cuma alasan, argumen yang tidak punya dasar logika. Bagaimana sesuatu yang sah tidak mau ditunjukan? Yang tidak mau ditunjukan itu sesuatu yang aib, sesuatu yang buruk. Masa orang menyembunyikan kebaikan, kebenaran, ada apa?"


"Jadi menurut saya, justru dia itu tidak mau ini terbongkar, mungkin maksudnya biarlah ini (kasus ijazah palsu) menggantung terus, panjang-panjang umur saja," ujar Ryaas.


Sebut Acara Reuni Jokowi di UGM Kurang Canggih, Sosok Mulyono Disinggung


Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara era Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Prof. Ryaas Rasyid, menyebut acara reuni Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) dengan Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) angkatan 1980 didesain kurang canggih.


Jokowi hadir dalam acara reuni Fakultas Kehutanan UGM angkatan tahun 1980 di Sleman, Yogyakarta, Sabtu (26/7/2025).


Acara reuni tersebut digelar di tengah-tengah isu ijazah palsu Jokowi.


Dalam reuni itu, sosok bernama Mulyono, teman Jokowi saat kuliah, menjadi sorotan hingga ia disebut sebagai tukang calo tiket di Terminal Tirtonadi Solo, Jawa Tengah.


Menurut Ryaas Rasyid, Jokowi gagal mengakali masyarakat agar percaya ijazahnya asli dengan menggelar acara reuni tersebut.


Ia juga menilai, acara reuni tersebut didesain kurang canggih.


"Itu semua adalah langkah-langkah dia (Jokowi). Menurut kemampuan dia berpikir bahwa dengan dia mengumpulkan orang-orang itu banyak yang mengakui bahwa dia pernah kuliah di sana," kata Ryaas, dikutip dari kanal YouTube Abraham Samad SPEAK UP, Kamis (7/8/2025).


"Celakanya yang mendesain reuni ini kurang canggih, sampai lolos masuk tukang parkir di Tirtonadi. Bagaimana bisa?" lanjutnya.


Ryaas berpandangan, itu bukanlah acara reunian, melainkan acara yang telah dimobilisasi.


"Tidak pernah ada reuni kembali ke kampus. Reuni itu mencari tempat yang comfortable untuk bersantai-santai, kok ke kampus," kata dia.


"Saya dengar dan baca, orang datang kok diangkut dengan bus," lanjutnya.


Ryaas merasa kasihan dengan Jokowi karena cara berpikir yang rendah.


Menurut dia, Jokowi berusaha untuk menutupi kekurangannya dengan cara-cara yang justru makin membuka kecurigaan masyarakat terhadap ijazahnya.


"Jadi, menurut saya reuni itu menambah beban kepada Jokowi," ujarnya.


"Yang konyol lagi setiap orang yang hadir itu pakai name tag, pakai nama."


"Jadi itu tanda-tanda jangan sampai Jokowi keliru menyebut nama," kata Ryaas Rasyid.


Sumber: Tribun

Komentar