NARASIBARU.COM -Isu musyawarah nasional luar biasa (Munaslub) Partai Golkar kemungkinan menjadi bagian dari langkah memberangus pengaruh Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) di partai politik (parpol) berlogo pohon beringin itu.
Pengamat Citra Institute, Efriza, menilai kepemimpinan Partai Golkar saat ini lahir dalam suasana yang tak biasa karena Bahlil Lahadalia terpilih sebagai Ketua Umum Golkar karena adanya pengaruh Jokowi.
"Mendorong terjadinya pergantian kepemimpinan di tubuh Golkar melalui Munaslub, bisa saja merupakan bagian dari strategi untuk menyingkirkan figur-figur yang terlalu Jokowi sentris," ujar Efriza kepada RMOL, Sabtu, 9 Agustus 2025.
Menurutnya, Golkar sebagai salah satu kekuatan politik besar berpotensi tersingkir dari peta politik nasional apabila masih mempertahankan Bahlil sebagai ketua umum.
"Jika Golkar sebagai salah satu pilar besar koalisi dipimpin oleh tokoh yang secara politik lebih loyal pada Jokowi, yang merupakan mantan presiden, daripada ke Prabowo yang kini sebagai presiden, maka ini menjadi hambatan dalam konsolidasi kekuasaan yang sedang dilakukan," tuturnya.
Oleh karena itu, Efriza meyakini internal Golkar menyadari dinamika politik nasional sekarang ini tidak bisa memainkan dua peran sekaligus, dalam arti masih mengakomodir rezim kekuasaan yang sudah berakhir tetapi di sisi lain berada dalam koalisi penguasa yang duduk saat ini.
"Prabowo meski sebagai Presiden, tapi muncul persepsi sebagai penerus Jokowi. Karenanya, diyakini Presiden Prabowo ingin melakukan penataan ulang loyalitas politik di kabinet," ucap Efriza.
"Utamanya, juga terhadap ketua umum partai yang dianggap loyalitasnya lemah terhadap Prabowo sebagai presiden," demikian magister ilmu politik Universitas Nasional (UNAS) itu menambahkan.
Sumber: RMOL
Artikel Terkait
Momen Gibran Makan Siang Bareng Dasco, Menunya Bakso hingga Dendeng Balado
Negara Harus Bertanggung Jawab Penuh soal Gaji Guru
Wakil Ketua Komisi I DPR: Israel Keji ingin Kuasai Gaza dan Lakukan Genosida
Prediksi Kuat: KDM Cawapres Gibran di 2029!