Pengamat Ungkap Alasan Budi Gunawan Dicopot, Kinerja Intelijen Lemah sejak Dia Pimpin BIN

- Kamis, 11 September 2025 | 21:30 WIB
Pengamat Ungkap Alasan Budi Gunawan Dicopot, Kinerja Intelijen Lemah sejak Dia Pimpin BIN


NARASIBARU.COM - 
Pencopotan Budi Gunawan dari jabatan Menteri Koordinator Politik dan Keamanan (Menko Polkam) oleh Presiden Prabowo Subianto bukanlah suatu keputusan yang lahir dari ruang hampa, melainkan sudah dipertimbangkan secara matang.

Aksi massa berujung kerusuhan yang terjad pada Agustus 2025 lalu sudah cukup jadi alasan Presiden Prabowo untuk menentukan siapa-siapa saja para pembantunya di kabinet yang akan 'dibuang'.

"Dia (Presiden Prabowo) melihat bahwa keputusan strategis harus diambil terutama di level paling tinggi sebagai koordinator bidang politik dan keamanan yaitu Budi Gunawan. Sejak awal Budi posisinya rentan, karena 8 tahun jadi bagian Kepala BIN artinya kaki tangan dia masih cukup kuat di BIN termasuk di daerah, sel-selnya masih kuat," ungkap Pengamat Politik dan Militer Universitas Nasional (Unas), Selamat Ginting dalam podcast Abraham Samad Speak Up bertajuk 'Budi Gunawan Dicopot, Kapolri di Ujung Tanduk. 5 Menteri Geng Solo Terusir' yang tayang pada Kamis, 11 September 2025.

Ginting berpedapat, intelijen negara saat ini daya penciumannya lemah lantaran selama 8 tahun dipimpin Budi Gunawan, intelijen lebih banyak digunakan untuk mendukung kekuasaan.

Menurut dia, kinerja BIN di bawah kepemimpinan Budi Gunawan sangat tidak efektif lantaran terseret terlalu jauh ke dalam ranah politik praktis.

"Intelijen dipakai untuk politik praktis untuk menopang kekuasaan Presiden Jokowi bukan untuk kepentingan negara. Kok tidak bisa antisipasi ya setelah (aksi massa) tanggal 25 Agustus demonya semakin besar tak terkendali. Apalagi yang saya baca sejak sebelum kita rayakan 17 Agustus sudah muncul anime-anime One Piece. Bendera tengkorak itu simbol protes bahwa negara tidak hadir di tengah kesulitan masyarakat," ulasnya.

Selain itu menurut Ginting, reshuffle menteri ini bisa ditafsirkan bahwa sesungguhnya Presiden Prabowo sedang melakukan konsolidasi politik di internalnya. Menurutnya, akan ada penataan ulang alias reshuffle berkelanjutan ke depan.

“Kerusuhan Agustus 2025 jadi alasan Prabowo bahwa sudah waktunya evaluasi besar-besaran terhadap kabinetnya. Akan ada reshuffle kedua saja, dan ketiga di satu tahun itu. Terutama nanti di Oktober akan ada reshuffle jilid ketiga,” papar Ginting.

Sebelumnya, Mensesneg Prasetyo Hadi membantah reshuffle Budi Gunawan dari jabatan Menko Polkam terkait demonstrasi ricuh akhir Agustus 2025 lalu.

Menurutnya, tak ada yang spesifik terkait kericuhan hingga membuat Presiden Prabowo mengganti Budi Gunawan.

"Tidak ada kemudian karena suatu hal yang sangat spesifik," klaim Prasetyo Hadi di Istana Negara, Senin 8 September 2025.

Prasetyo menyebut, reshuffle kabinet merupakan bagian dari evaluasi menyeluruh Presiden. "Ini semua bagian dari evaluasinya menyeluruh," katanya.

Jabatan Menko Polkam saat ini diisi Sjafrie Sjamsoeddin yang merangkap sebagai Menteri Pertahanan ad interim.***

Sumber: konteks

Komentar