Pengamat Politik: Hanya Soal Waktu, Gibran Akan Berpose di Gorong-Gorong!

- Sabtu, 13 September 2025 | 14:55 WIB
Pengamat Politik: Hanya Soal Waktu, Gibran Akan Berpose di Gorong-Gorong!




NARASIBARU.COM - Pengamat terorisme dan aktivis kebangsaan, Islah Bahrawi, melontarkan sindiran tajam kepada Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka usai aksi bagi-bagi sembako Gibran kepada relawan Wali Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution.


Dalam komentarnya, Islah menyebut, “Hanya soal waktu, kelak Gibran juga akan berpose di gorong-gorong,” menyinggung gaya komunikasi politik yang menurutnya lebih mementingkan citra ketimbang substansi kebijakan, Sabtu (13/9/2025).


Kegiatan bagi-bagi sembako dilakukan Gibran saat kunjungan kerja ke Medan, Sumatra Utara. 


Ia menemui relawan Bobby Nasution—iparnya sekaligus Gubernur Sumatera Utara—dalam suasana yang disebut penuh kekeluargaan. 


Gibran, yang tampil santai, tampak membagikan paket sembako kepada masyarakat dan relawan. 


Aksi ini cepat menyebar di media sosial, memunculkan berbagai tafsir: dari wujud kepedulian sosial hingga dugaan pencitraan politik.


Sindiran “Pose di Gorong-Gorong”


Islah Bahrawi menilai aksi tersebut tak jauh berbeda dari pola komunikasi politik yang lazim dilakukan para pejabat untuk menjaga popularitas.


Ungkapan “berpose di gorong-gorong” merujuk pada gaya blusukan yang pernah populer di era Presiden Joko Widodo (Jokowi)—ayah Gibran—ketika kerap turun langsung ke lapangan, termasuk ke saluran drainase dan permukiman padat. 


Sindiran ini menekankan bahwa politik citra masih menjadi pola warisan yang dijalankan generasi penerus Jokowi.


Dimensi Politik Keluarga


Pengamat politik Rokhmat Widodo melihat bahwa aksi bagi-bagi sembako kepada relawan Bobby Nasution memiliki dua lapisan pesan. 


Pertama, menegaskan soliditas politik keluarga Jokowi di panggung nasional. 


Kedua, memelihara basis dukungan akar rumput melalui kegiatan populis.


“Ada konsolidasi simbolik yang terjadi. Medan penting karena Bobby disebut-sebut akan menempuh karier politik nasional. Gibran hadir memberi dukungan sekaligus menunjukkan jejaring keluarga besar,” ujarnya.


Meski sindiran bermunculan, aksi Gibran juga menuai simpati sebagian warga. 


Warga Medan, Yuliana (34), menyebut kehadiran Wapres muda ini memberi semangat. 


“Kami senang beliau mau turun ke Medan dan peduli masyarakat. Kalau ada bantuan, ya kami syukuri,” katanya.


Rokhmat menilai kritik Islah sebagai pengingat penting. 


“Dalam era digital, pencitraan itu pedang bermata dua. Bisa memperkuat popularitas, tapi bisa juga membuat publik sinis bila terasa hanya gimmick,” ujarnya. 


Sumber: JakartaSatu

Komentar