NARASIBARU.COM - Presiden Prabowo Subianto menyampaikan tingkat pengangguran terbuka merupakan yang terendah sejak krisis tahun 1998.
Prabowo menyebut tingkat pengangguran terbuka (TPT) turun ke 4,67 persen dalam setahun pemerintahannya bersama Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Calon Presiden pada Pilpres 2024, Anies Baswedan pun menanggapi pernyataan Prabowo Subianto.
Ia mengunggah video melalui akun instagram pribadinya terkait angka pengangguran tersebut.
"Infonya tingkat pengangguran terbuka kita paling rendah sejak 1998? Tapi kenapa masih banyak berita soal PHK dan banyak yg gelisah soal lowongan dan lapangan kerja? Mungkin ini penjelasannya," tulis Anies Baswedan di caption instagram dikutip, Sabtu (25/10/2025).
Anies mengungkit pernyataan Prabowo Subianti yang menyebut angka pengangguran terendah sejak tahun 1998
"Bagus dong kalau gitu, tapi kenapa obrolan sehari-hari yang kedengeran malah sebaliknya, susah cari kerja, lowongan seret, PHK dimana-mana," katanya.
Anies mengakui tanggungjawab terbesar di pemerintah.
Tetapi bila data yang ditampilkan hanya setengah maka akan membingungkan publik.
"Mau dukung ke mana atau jangan-jangan presiden juga tidak diberi data yang lengkap ya?" kata Anies tersenyum sambil menutup mulutnya dengan jari telunjuk.
Awalnya, Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengungkapkan bahwa persoalan pengangguran tidak bisa berhenti pada angka di lapangan.
"Ceritanya jauh lebih kompleks misalnya nih kalau kita mau lihat data lebih dalam lagi satu pengangguran absolut justru naik," kata Anies.
"Jadi persentasenya memang turun tapi jumlah orangnya nambah karena angkatan kerjanya membesar. Nah kita kejar-kejaran tuh disi tuh," sambung Anies.
Faktor kedua, kata Anies, kualitas kerja melemah.
Dimana jumlah pekerjaan yang bersifat part time bertambah.
Sementara, jumlah pekerjaan full time berkurang.
"Banyak yang dihitung itu disebut sebagai bukan pengangguran, padahal mereka itu kerja part time, dengan jam kerja dan penghasilan yang amat tidak layak," kata Anies.
Faktor ketiga, Anies menuturkan 60 persen masih pekerja informal.
Hal itu terkait upah cenderung rendah, tidak punya perlindungan sosial dan hukum yang cukup.
Fokus keempat, lanjut Anies, pengangguran anak muda tetap paling tinggi.
Padahal, kata Anies, anak muda paling semangat tetapi paling sulit masuk ke tempat kerja
"Nah terakhir, rata-rata upah kita naiknya tipis, presiden bilang inflasi kita ini 2,3 persen itu terendah di antara negara-negara G20," kata Anies.
"Masalahnya, upah kita naiknya cuman 1,8 persen jadi ya masih kalah sama inflasi apalagi inflasi makanannya malah justru makin tinggi," tutur Anies.
"Jadi pantas ya kalau banyak yang merasa apa yang ada di berita itu beda dengan apa yang ada di dompet, di pasar sepi, cicilan makin berat, grup chat alumni isinya cari info loker. Nah kita enggak usah takut lah lihat kenyataan dengan lengkap," sambung Anies.
Anies menuturkan publik bisa mendukung langkah pemerintah menciptakan lapangan kerja formal dan full time yang bermartabat bila data pengangguran dibuka dengan jujur dan lengkap.
Selain itu, Anies mengatakan, pekerja informal dapat naik kelas.
"Menyerap anak-anak muda dengan ekosistem usaha yang adil," katanya.
(*)
Artikel Terkait
Amien Rais Sebut Prabowo Dikelilingi Orang Jahat, Salah Satunya Luhut yang Pemuja Jokowi
Setyo Budiyanto Cs Dipilih Jokowi, KPK Tak Berani Senggol Whoosh
Ekonom Tantang Purbaya Turunkan PPN hingga Cukai
Jokowi-Luhut Mesti Diusut terkait Dugaan Korupsi Whoosh