Terlebih, menurut dia, Budi Arie terbilang dalam posisi yang terancam setelah didepak keluar Kabinet Merah Putih, sehingga tidak lagi memiliki kekuatan politik.
"Karena ia terkena reshuffle, dan organisasinya Projo turun drastis pengaruhnya pasca dirinya di reshuffle sebagai Menkop," tuturnya.
Magister ilmu politik Universitas Nasional (UNAS) itu menganggap, langkah Budi Arie Setiadi bergabung ke Partai Gerindra ini langkah paling realistis namun sangat pragmatis.
Namun hal itu malah memberikan dampak negatif bagi Partai Gerindra dan juga Presiden Prabowo.
"Realistis bagi Budi Arie dan Projo bergabung ke Gerindra, tetapi tidak secara pribadi Presiden dan Ketum Partai Gerindra. Karena ketika mengiyakan Budi Arie dan Projo bergabung, nilai positifnya kecil dan malah menimbulkan polemik besar di publik," pungkas Efriza.
Sumber: RMOL
Artikel Terkait
Gus Yahya Tantang Rais Aam Makzulkan Dirinya di Muktamar PBNU
Roy Suryo Bersumpah: Demi Allah Lembar Pengesahan Skripsi Jokowi Tidak Ada
Prabowo Perintahkan Audit Empat RS Papua Usai Tragedi Ibu Hamil
Ahmad Ali Terang Benderang Lecehkan Megawati