NARASIBARU.COM -Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya buka suara mengenai ‘Perubahan’, terkait visi-misinya. Jokowi mengeluh, kalau setiap ganti pemimpin harus ganti visi lagi, kapan bisa naik kelas.
“Ganti pemimpin balik lagi kita harus mulai lagi dari SD lagi. Kapan kita S1, S2, S3 dan seterusnya?" tegas Jokowi.
Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan menilai, pernyataan Jokowi tersebut sangat tidak bermakna.
“Menunjukkan Jokowi tidak mengerti bahwa seorang pemimpin harus visioner, mempunyai visi dan misi untuk membawa bangsa ini menjadi lebih maju dan sejahtera, di tengah perubahan geopolitik, teknologi, dan seterusnya,” kata Anthony dalam keterangan tertulis, Kamis (28/9).
Sambung dia, yang lebih memprihatinkan, Jokowi terlihat antara ada dan tiada visi-misi.
“Artinya, visi dan misi Jokowi hanya hiasan rangkaian kata, yang terputus dengan realisasi pelaksanaan. Bahkan bertolak belakang,” ungkapnya.
Pada pilpres 2014, Jokowi mengusung visi “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian berlandaskan Gotong Royong”. Lanjut dia, visi ini jelas hanya ilusi dan tidak bermakna.
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
Reaksi Jokowi Usai Tahu Logo Wajahnya Dibuang Ormas Projo
Soal Projo Merapat ke Gerindra, Pengamat Sebut Strategi Penyusupan Jokowi
Budi Arie Sama Saja Bunuh Diri Masuk Gerindra
Momen Prabowo Tanya Budi Arie, PSI atau Gerindra Kau?