NARASIBARU.COM - Ketua Majelis Pertimbangan DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy (Rommy) mengungkap bahwa jika ingin berbicara soal netralitas pemimpin, bisa dilihat contoh baik di dalam maupun di luar Indonesia yang mana sama-sama negara demokrasi.
Rommy menyebut bahwa pada 2016, Barack Obama secara terbuka mendukung Hillary Clinton. Bahkan Obama juga berkampanye untuk pencapresan Hillary.
"Obama secara terbuka di panggung kepresidenan Amerika Serikat menyatakan dukungannya terhadap Hillary, beliau kampanye untuk Hillary," kata Rommy, mengutip video yang diunggah di kanal YouTube tvOneNews, Rabu (10/5/2023).
Rommy melanjutkan, presiden merupakan pejabat politik, bahkan pejabat superpolitik karena dipilih dan dicalonkan partai politik, kemudian rakyatlah yang menentukan kemenangannya. Oleh sebab itu bukan suatu masalah jika akhirnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) memiliki jagoannya.
Justru, Rommy mempertanyakan kenapa ketika seorang Jokowi menentukan sikap untuk endorse tertentu malah tidak diperbolehkan.
"Ketika presiden kumpulkan enam parpol, presiden punya preferensi, loh 2019, presiden calonkan diri, kan presiden dicalonkan parpol. Artinya presiden betul-betul meletakkan 'pilih saya' dan itu didorong parpol," pungkasnya.
Sumber: kontenjatim
Artikel Terkait
Penampilan Gibran Boleh Mirip Bung Hatta, tapi Mustahil Isi Kepala
Rocky Gerung: Bukti dari KPU Justru Perkuat Ijazah Jokowi Palsu, Dinasti Solo Makin Terkepung
Melengos Tak Disalami, Heboh SBY Cueki Kapolri Listyo Sigit di HUT TNI, Publik Curigai Gegara Ini!
Jokowi Bilang ke Prabowo bahwa Gibran Urung Nyapres di 2029