Heboh Raja Ampat, Viral Pernyataan Lama Faisal Basri: Jokowi Paling Banyak Rugikan Negara!

- Selasa, 10 Juni 2025 | 21:50 WIB
Heboh Raja Ampat, Viral Pernyataan Lama Faisal Basri: Jokowi Paling Banyak Rugikan Negara!




NARASIBARU.COM - Pernyataan kritis almarhum ekonom senior, Faisal Basri, kembali menjadi perbincangan di media sosial setelah heboh kasus tambang di Raja Ampat.


Dalam potongan video lama yang beredar, Faisal mengulas dampak kebijakan mantan Presiden Jokowi terkait larangan ekspor bijih nikel.


Dikatakan Faisal, kebijakan tersebut justru merugikan negara secara signifikan, terutama karena sebagian besar sumber daya nikel dimanfaatkan oleh perusahaan asing.


“Yang paling banyak merugikan negara itu Pak Jokowi. Anda tahu akibat nikel dilarang, bijih nikel yang dilarang ya, 95 persen bijih nikel itu dipakai untuk perusahaan China,” ucap Faisal dalam rekaman tersebut.


Ia juga menyoroti harga yang ditetapkan pemerintah untuk penjualan bijih nikel ke perusahaan China, yang menurutnya jauh di bawah harga pasar internasional.


“Dikasih harga, kan gak ada harganya, harganya di Shanghai 80 dollar. Pemerintah resmi menetapkan buat China itu 34 dollar,” jelasnya.


Lebih lanjut, Faisal bilang bahwa sebagian besar produk hasil olahan nikel diekspor ke China tanpa dikenakan pajak ekspor dalam jangka panjang.


“95 persen produknya diekspor ke China, bebas bayar pajak 30 tahun. Tolol itu namanya,” tegasnya, geram.


👇👇



Sebelumnya, X dihebohkan dengan temuan warganet terkait nama dua kapal pengangkut nikel yang disebut-sebut memiliki keterkaitan simbolik dengan mantan Presiden Jokowi dan istrinya, Iriana Jokowi.


Dua nama kapal tersebut, 'Dewi Iriana' dan 'JKW Mahakam', menjadi bahan perbincangan panas warganet.


"Mau tau sesuatu yang sangat membagongkan? Kapal pengangkut nikel itu bernama DEWI IRIANA dan JKW Mahakam. Bejat se bejat bejatnya," tulis akun @Xerathvox.


Berdasarkan penelusuran yang dilakukan, kapal bertuliskan nama "JKW" dan "Iriana" ini dikaitkan dengan perusahaan logistik laut PT IMC Pelita Logistik Tbk, yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham \$PSSI.


PT IMC Pelita Logistik, yang sebelumnya bernama PT Pelita Samudera Shipping Tbk, didirikan pada tahun 2007 di Jakarta.


Perusahaan ini beroperasi di sektor logistik dan pelayaran, khususnya dalam jasa transportasi untuk komoditas tambang seperti batubara.


Armada mereka berjumlah 85 unit, termasuk kapal tunda, tongkang, floating crane, kapal kargo kelas Handysize dan Supramax.


Pelanggan utama perusahaan ini mencakup sejumlah raksasa tambang nasional, antara lain Sakari Resources Group, PT Adaro Indonesia, MGM Coal, dan TANITO Coal.


Kantor pusatnya berada di Menara Astra lantai 23, Jakarta, dengan beberapa kantor cabang tersebar di wilayah pertambangan strategis seperti Samarinda, Banjarmasin, Palembang, dan Makassar.


Selain itu, nama Iriana juga pernah dikaitkan dengan dua perusahaan tambang lainnya, yakni PT Iriana Mutiara Idenburg dan PT Iriana Mutiara Mining, yang disebut-sebut memiliki konsesi eksplorasi tambang emas dan nikel di Papua.


Klaim tersebut muncul dari akun X @StefanAntonio__, yang mengunggah tangkapan layar dari site map dan draft Surat Perintah Kerja (SPK) wilayah izin usaha pertambangan (WIUP) dari kedua perusahaan tersebut.


Dalam dokumen tersebut tertulis bahwa PT Iriana Mutiara Idenburg memiliki izin eksplorasi emas seluas 95.280 hektare di Kabupaten Keerom dan Pegunungan Bintang.


Sementara PT Iriana Mutiara Mining disebut memiliki wilayah eksplorasi nikel di Kabupaten Sarmi, seluas 16.470 hektare.


"Nama Mom Iriana sedang explorasi nikel dan emas ini beneran punya istri bro Jokowi kah? Karena luas area tambangnya fantastiz brow," tanya Stefan di X @StefanAntonio__, 24 September lalu.


👇👇



Sumber: Fajar

Komentar