Baca Juga: Jadi Tumpuan Perekonomian, Warga Berharap Pengerjaan Jembatan Jongbiru Tepat Waktu
Lebih lanjut, meski SK siaga darurat bencana kekeringan telah dicabut, pihaknya juga mendapatkan SK baru tentang siaga darurat bencana hidrometeorologi basah.
Dimana SK yang diterima BPBD tersebut berlaku mulai awal Januari hingga pertengahan pertengahan Mei 2024.
"Dari SK tersebut puncak hujan terjadi pada bulan Februari," jelasnya.
Agung menjelaskan sejumlah ancaman hidrometeorologi basah meliputi, angin kencang, tanah longsor, banjir hingga pohon tumbang.
Oleh karena itu, pihaknya meminta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terutama di titik yang rawan bencana.
Baca Juga: Santri Pondok Pesantren Tahsinul Akhlaq Tewas Usai Dikeroyok Sesama Santri, ini Kata Keluarga Korban
"Kita himbau masyarakat untuk berhati hati, baik di titik-titik bencana ataupun di wilayah perkotaan," imbuhnya.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: koranmemo.com
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
MBG di Boyolali Disabotase: Ratusan Paket Ditarik, Ada Orang Asing Masuk Kelas!
Biar Bosmu Tahu! Viral Bobby Nasution Razia Truk Pelat Aceh di Sumut Demi Kejar PAD Triliunan
VIRAL Kain Kafan dan Kerangka Manusia Berserakan di Area Proyek Tangerang
Fakta-Fakta Kesiapan IKN Jadi Ibu Kota Politik 2028, Cuma Cuap-Cuap Belaka?