Lamongan, NARASIBARU.COM - Nama Kasi Intel Kejaksaan Negeri (Kejari) Lamongan MHD Fadly Arby dicatut oleh orang tidak dikenal.
Pencatutan nama Kasi Intel Kejari Lamongan oleh orang tidak dikenal ini diduga untuk melakukan penipuan dan pemerasan.
Orang tidak kenal yang mengaku sebagai Kasi Intel Kejari Lamongan itu menggunakan nomor WhatsApp baru 0821- 1963 - XXXX yang disertai foto profil keluarga Kasi Intel Kejari Lamongan MHD Fadly Arby.
Modus orang tidak dikenal ini dengan cara menghubungi melalui pesan WhatsApp kepada warga Sukodadi, anak buah kades dan beberapa istri para tersangka dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi Sentra Kuliner Sukodadi (SKS).
Baca Juga: Jelang Pemilu 2024, Simak ini Pesan Pengasuh Ponpes Miftahul Ulum Kediri untuk Para Nahdliyin
Salah satu warga yang dihubungi orang tak dikenal adalah Imam Muhdar. Begini Isi percakapannya, "Selamat siang pak Imam Muhdar apa kabar. Ini sama saya Fadly Kasi Intel Kejari Lamongan. Apa pak Muhdar sibuk?
Dibalas oleh Imam, "Siang bapak baik - baik, mohon maaf dengan sinten nggih. Mohon maaf tadi sedang nyopir. Perintah bapak. Kemudian dibalas oleh OTK itu, siap pak Imam, sementara saya lagi di ruangan 01 ibu Kajari, nanti saya tlp ulang". Isi di dalam percakapan melalui WhatsApp.
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
MBG di Boyolali Disabotase: Ratusan Paket Ditarik, Ada Orang Asing Masuk Kelas!
Biar Bosmu Tahu! Viral Bobby Nasution Razia Truk Pelat Aceh di Sumut Demi Kejar PAD Triliunan
VIRAL Kain Kafan dan Kerangka Manusia Berserakan di Area Proyek Tangerang
Fakta-Fakta Kesiapan IKN Jadi Ibu Kota Politik 2028, Cuma Cuap-Cuap Belaka?