Sebelumnya, festival kuliner non-halal “Pecinan Nusantara”, sempat diprotes sejumlah anggora ormas hingga membuat ditutup sementara.
Marketing Communication Solo Paragon Mall, Veronica Lahji, menjelaskan Gibran meminta festival ini dilanjutkan dengan sejumlah penyesuaian.
“Pagi tadi kami mendapat informasi dari Ajudan Mas Wali kalau memang ada mobil Mas Gibran yang akan di-stand-by-kan selama acara Pecinan Nusantara di Solo Paragon Mall sejak pagi tadi jam 10.00. Sampai tanggal 7 selesai acara,” jelasnya.
Veronica tidak tahu pasti alasan secara spesifik Gibran melakukan aksi demikian.
Namun, putra Presiden Jokowi tersebut memang sering memarkirkan kendaraan dinasnya saat berusaha menyelesaikan permasalahan.
“Kalau tujuannya sebenarnya masyarakat Kota Solo sudah tahu. Biasanya kalau ada mobil Mas Gibran stand by untuk apa. Tujuan pastinya bisa dikonfirmasikan Mas Gibran,” tuturnya.
Meski begitu, ia memastikan bahwa Pemerintah Kota Solo mendukung dilanjutkannya festival ini.
Festival sempat ditutup di hari pertama 3 Juli 2024 lalu dibuka kembali 4 Juli. Acara akan dilangsungkan hingga besok 7 Juli 2024.
“Pemerintah Kota Solo menanggapi positif sehingga acara ini bisa dibuka kembali setelah sempat tutup selama 1 hari. Kami Solo Paragon Mall mulai membuka kembali tanggal 4,” jelasnya.
Sebelumnya, Ormas Islam Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS) telah menyepakati bahwa Festival Kuliner Non-Halal “Pecinan Nusantara” bisa lanjut dengan diberi sekat penutup kain di Solo Paragon Mall.
Humas DSKS Endro Sudarsono menjelaskan selama bisa menyaring pengunjung, festival ini bisa dilanjutkan.
“Sebenarnya pada tuntutan kami panitia minta untuk seleksi pengunjung. Tidak sampai menutup. Jadi yang muslim tidak boleh masuk,” terangnya.
Artikel Terkait
MBG di Boyolali Disabotase: Ratusan Paket Ditarik, Ada Orang Asing Masuk Kelas!
Biar Bosmu Tahu! Viral Bobby Nasution Razia Truk Pelat Aceh di Sumut Demi Kejar PAD Triliunan
VIRAL Kain Kafan dan Kerangka Manusia Berserakan di Area Proyek Tangerang
Fakta-Fakta Kesiapan IKN Jadi Ibu Kota Politik 2028, Cuma Cuap-Cuap Belaka?