IKN Terancam Mandek di Era Prabowo? 4 Fakta di Balik Usulan Moratorium Yang Mengguncang Parlemen!

- Rabu, 23 Juli 2025 | 01:40 WIB
IKN Terancam Mandek di Era Prabowo? 4 Fakta di Balik Usulan Moratorium Yang Mengguncang Parlemen!




NARASIBARU.COM - Mega proyek Ibu Kota Nusantara (IKN), yang digadang-gadang sebagai warisan terbesar pemerintahan Jokowi, kini tiba-tiba goyang.


Di tengah transisi kekuasaan, muncul usulan mengejutkan untuk menekan tombol jeda (moratorium) pada pembangunan ambisius ini. 


Sinyal waspada datang dari Senayan, memicu perdebatan sengit tentang prioritas negara.


Usulan ini bukan sekadar angin lalu, melainkan manuver politik serius yang memaksa para elite untuk berpikir ulang.


Berikut adalah 4 fakta kunci di balik drama usulan moratorium IKN yang kini menjadi bola panas di parlemen.


1. NasDem Resmi Lempar Bola Panas: "Setop Dulu Pembangunan IKN!"


Secara mengejutkan, Partai NasDem menjadi yang pertama secara terbuka menyuarakan ide radikal ini. 


Mereka mengusulkan pemerintah untuk melakukan moratorium sementara terhadap seluruh proyek pembangunan IKN.


Alasannya? Sangat fundamental. 


NasDem menyoroti dua masalah utama: kemampuan fiskal negara yang terbatas dan belum adanya Keputusan Presiden (Keppres) tentang pemindahan ibu kota secara resmi, padahal ini adalah amanat undang-undang.


Ini adalah sebuah gugatan langsung terhadap kesiapan dan legalitas formal keberlanjutan proyek.


2. DPR Tak Langsung Tolak, Buka Pintu "Kajian Mendalam"


Alih-alih menolak mentah-mentah, Komisi II DPR RI yang membidangi pemerintahan dalam negeri justru memberikan respons yang sangat hati-hati.


Wakil Ketua Komisi II, Bahtra Banong, menegaskan pihaknya akan melakukan "kajian yang lebih mendalam" terkait usulan moratorium ini.


"Soal apakah perlu dimoratorium atau tidak. Nanti kami akan melakukan kajian yang lebih mendalam perlu apa tidaknya ya," kata Bahtra dikutip dari ANTARA.


Sikap DPR yang membuka pintu kajian ini menjadi sinyal kuat bahwa usulan moratorium tersebut dianggap cukup serius dan berdasar untuk tidak diabaikan begitu saja.


3. Benturan Anggaran Raksasa: IKN vs Makan Gratis Prabowo


Inilah inti dari persoalannya: uang. 


Bahtra Banong secara blak-blakan menyebutkan bahwa kajian moratorium IKN tidak bisa lepas dari program-program strategis pemerintahan baru di bawah Presiden Prabowo Subianto


Ia menunjuk langsung pada dua program raksasa: ketahanan pangan dan makan bergizi gratis.


"Karena memang kan kita harus pikirkan... program Presiden Prabowo kan program strategisnya, seperti misalnya ketahanan pangan, makan bergizi gratis, membutuhkan tentu tidak sedikit biaya," ucapnya.


Ini adalah pengakuan telanjang bahwa di hadapan anggaran negara yang terbatas, pemerintah Prabowo harus memilih: melanjutkan pembangunan IKN secara penuh atau memprioritaskan janji kampanye utamanya?


4. Sinyal Kompromi: Kalau Tak Bisa Semua, "Pindahkan Wapres Dulu!"


Di tengah perdebatan "lanjut atau jeda", muncul sebuah jalan tengah yang pragmatis. 


Baik NasDem maupun Komisi II DPR menyuarakan usulan alternatif yang sama: jika pemindahan total dirasa terlalu berat, mulailah secara bertahap dengan memindahkan Wakil Presiden terlebih dahulu untuk berkantor di IKN.


"Memfungsikan IKN secara bertahap dengan menempatkan Wakil Presiden dan beberapa Kementerian/Lembaga prioritas," kata perwakilan NasDem.


Ide ini dianggap sebagai langkah kompromi untuk mengoptimalkan infrastruktur yang sudah terbangun tanpa harus menguras anggaran secara masif dalam waktu singkat, sekaligus menjadi "tes ombak" efektivitas pemerintahan dari ibu kota baru.


Sumber: Suara

Komentar