Selama 6 bulan terakhir, investor asing telah mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp636 miliar, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan masuknya investasi asing sebesar Rp80 miliar.
Dilansir dari CNNIndonesia, Oktavianus Audi sebagai Supervisor Customer Literation and Education PT Kiwoom Sekuritas Indonesia, menjelaskan bahwa tren penurunan saham Unilever Indonesia telah terjadi sejak awal 2023.
Audi juga menyoroti laba yang terus negatif hingga bulan ke-9 tahun ini, menjadi salah satu penyebab penurunan saham.
Audi mengungkapkan bahwa respon investor terhadap aksi boikot juga turut mempengaruhi performa UNVR.
Dia memperkirakan bahwa aksi boikot akan berdampak negatif pada penjualan produk Unilever Indonesia, sehingga investor cenderung menjual saham UNVR.
Di sisi lain, Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, menganggap saham Unilever Indonesia sedang mengalami fase downtrend.
Secara teknikal, Wicaksana menyatakan bahwa penurunan saham UNVR sudah terjadi sejak Januari 2018.
Dia menyoroti stagnasi pendapatan dan laba bersih perusahaan selama beberapa tahun, sementara laporan keuangan terakhir mencatat peningkatan margin yang didukung oleh penurunan harga komoditas.
Herditya juga menilai bahwa Unilever Indonesia kalah saing dengan para pesaingnya, termasuk dalam hal harga produk.
Sumber: pitutur
Artikel Terkait
Harga BBM Dex Series Naik Lagi per 1 November 2025
Makin Pede! Menkeu Purbaya Pamer Topi “8%”
Mantan Menteri ESDM Kupas Konspirasi di Balik Polemik Freeport
Luhut Akui Proyek Whoosh Bermasalah Sejak Awal: Saya Terima Sudah Busuk Itu Barang