Baca Juga: Miliarder Inggris Jim Ratcliffe Akan Membeli 25 Persen Saham Manchester United
Di tengah ketidakpastian global, termasuk berlanjutnya krisis geopolitik dan melambatnya pertumbuhan ekonomi dunia yang berdampak pada menurunnya permintaan global, termasuk terhadap produk Indonesia, penerapan APBN tahun 2024 akan penuh tantangan.
APBN tahun 2024 harus tetap mampu memenuhi peran shock absorber untuk menahan dampak guncangan ekonomi global dan mendukung pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
Oleh karena itu, diperlukan peran aktif seluruh pemangku kepentingan untuk meningkatkan percepatan dan kualitas pelaksanaan anggaran.
Baca Juga: Pabrik Nikel Morowali Dihentikan Pasca Ledakan Tungku yang Menewaskan 13 Orang
Senada dengan hal tersebut, Direktur Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan Astera Primanto Bhakti mengatakan, “Di tengah dinamika perekonomian global dan geopolitik yang belum stabil, diperlukan kerja keras dan sinergi seluruh pemangku kepentingan untuk mewujudkan belanja (belanja) yang berkualitas. lebih baik) sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.”
Dalam teori ekonomi permintaan agregat, pengeluaran pemerintah merupakan salah satu komponen PDB.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: bisnispekanbaru.com
Artikel Terkait
Dirut KCIC soal Utang Whoosh: Kita Serahkan ke Danantara
Impor Barang Bekas ke RI Meledak, dari 7 Ton jadi 3.600 Ton
Harga BBM Dex Series Naik Lagi per 1 November 2025
Makin Pede! Menkeu Purbaya Pamer Topi “8%”