Komitmen SCG Melawan Krisis Iklim Global Diganjar Penghargaan

- Kamis, 01 Februari 2024 | 12:30 WIB
Komitmen SCG Melawan Krisis Iklim Global Diganjar Penghargaan

KESATUCO - Perusahaan terkemuka Asean asal Thailand, SCG bersikukuh bisa mencapai nol bersih emisi gas rumah kaca pada tahun 2050. Maka dari itu, perusahaan tersebut komitmen terhadap inovasi dan solusi yang ramah lingkungan

 

Atas komitmen yang kuat tersebut, perusahaan tersebut diganjar penghargaan peringkat nomor 1 ESG Industry Top Rated pada tahun 2024 dari Morningstar Sustainalytics. 

 

"Dari 125 perusahaan yang dievaluasi dalam kategori Industrial Conglomerate di seluruh dunia, SCG berhasil menduduki posisi teratas, menegaskan komitmennya terhadap keberlanjutan dan praktik bisnis yang bertanggung jawab," ujar President & CEO SCG Thammasak Sethaudom. 

 

Baca Juga: Tegaskan Inflasi di Sukabumi Terkendali, Begini Triknya !

 

Target ambisius tersebut, menurutnya sejalan dengan strategi ESG 4 Plus perusahaan. Hal itu seperti  mencapai emisi nol bersih, mewujudkan industri dan produk hijau, menekan kesenjangan sosial, dan merangkul kolaborasi plus kejujuran dan keterbukaan.

 

"Target ambisius ini menunjukkan dedikasi perusahaan untuk mengatasi tantangan yang dihadapi oleh krisis iklim global. SCG secara aktif terlibat dalam pengembangan solusi inovatif yang sejalan dengan megatren global, berfokus pada memberikan kemudahan, keamanan, dan nilai tambah ramah lingkungan kepada pelanggan," ucapnya.

 

Dalam menciptakan berbagai solusi inovatif untuk mewujudkan target ambisius tersebut, SCG terus berkolaborasi dengan ahli dari berbagai industri untuk mengembangkan inovasi rendah karbon, salah satunya dengan Rondo Energy untuk mengembangkan teknologi penyimpanan Heat Battery menggunakan energi bersih. 

 

Baca Juga: Begini Cara Pemkot Sukabumi Munculkan Identitas Daerahnya

 

"SCG juga menjalin kolaborasi dengan CubicPV untuk berfokus pada inovasi wafer silikon yang memiliki efisiensi tinggi dan panel sel surya, serta dengan Denka dalam pengembangan teknologi baterai kendaraan listrik," ungkapnya

 

Tak hanya itu, di semua lini operasi, SCG juga meningkatkan penggunaan energi bersih untuk menggantikan bahan bakar fosil dengan menekan porsi penggunaan batu bara dan listrik dengan memanfaatkan panas limbah dari proses produksi dan energi surya. Di Indonesia, pabrik semen SCG telah menggunakan teknologi Alternative Fuel and Alternative Raw Material (AF/AR) untuk menghasilkan energi dan bahan baku alternatif dari limbah industri. 

 

"Teknologi ini telah mengolah setidaknya 7.700 ton limbah produksi dan menghasilkan 3 persen energi termal untuk memenuhi kebutuhan daya pabrik. Selain itu, SCG juga tengah mengembangkan fasilitas Refuse-Derived Fuel (RDF) untuk mengolah sampah perkotaan menjadi energi alternatif pengganti bahan bakar fosil melalui metode co-processing di kiln semen," bebernya. 


Halaman:

Komentar