Kemudian, nilai tukar rupiah dipengaruhi oleh sisi fundamental dan teknikal.
Sisi fundamental menurutnya rupiah bisa menguat, diukur dari pertumbuhan ekonomi yang tinggi, inflasi terkendali, defisit transaksi berjalan serta suku bunga.
"Selama ini dan kita meyakini kalau melihat fundamental kita akan rupiah sebetulnya bisa lebih rendah dari Rp16 ribu, inflasi kita lebih rendah, 2,8 persen dibandingkan AS yang tinggi negara-negara lain juga tinggi," bebernya.
Namun di sisi lain, ada berbagai persoalan yang menjadi sentimen negatif terhadap rupiah. Antara lain ketidakpastian mengenai suku bunga acuan AS dan ketegangan geopolitik serta persepsi terhadap kesinambungan fiskal ke depan.
"Nah persepsi ini kan faktor-faktor teknikal jangka pendek," ungkap Perry. "Apakah BI meyakini rupiah ke depan menguat? Yes, fundamentalnya akan menguat.
Tapi dari gerakan bulan ke bulan faktor-faktor informasi sentimen akan membuat volatilitas naik turun naik turun," katanya
Sumber: tvOne
Artikel Terkait
Dirut KCIC soal Utang Whoosh: Kita Serahkan ke Danantara
Impor Barang Bekas ke RI Meledak, dari 7 Ton jadi 3.600 Ton
Harga BBM Dex Series Naik Lagi per 1 November 2025
Makin Pede! Menkeu Purbaya Pamer Topi “8%”