2 Raksasa Eropa Batalkan Investasi Proyek Smelter Nikel RI Senilai Rp42 T

- Jumat, 28 Juni 2024 | 12:00 WIB
2 Raksasa Eropa Batalkan Investasi Proyek Smelter Nikel RI Senilai Rp42 T


Mengutip mining technology, sejatinya Eramet atau perusahaan asal Prancis ini dan BASF asal Jerman sudah menandatangani perjanjian dalam study kelayakan pembangunan pabrik nikel-kobalt pada tahun 2020.


Pabrik ini dibangun untuk memperkuat rantai pasok baterai kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV). Nilai investasi yang melibatkan kedua perusahaan untuk membangun smelter nikel-kobalt di Weda Bay itu berkisar US$ 2,6 miliar atau setara Rp 42 Triliun


Adapun alasan hengkangnya kedua perusahaan tersebut lantaran, pertumbuhan penjualan baterai EV di negara Asia Tenggara terbilang lambat.


Terlepas dari kemunduran tersebut, Eramet diklaim masih berkomitmen untuk mengevaluasi potensi investasi lain di sektor nikel Indonesia untuk baterai EV dan berniat untuk terus memberikan informasi terbaru kepada para pemangku kepentingan mengenai perkembangannya.


Di sisi lain, BASF telah menyatakan bahwa mereka akan menghentikan semua kegiatan yang sedang berlangsung terkait dengan proyek Weda Bay.


"Pasokan bahan baku penting yang aman, bertanggung jawab dan berkelanjutan untuk produksi bahan aktif katoda prekursor, yang mungkin juga berasal dari Indonesia, tetap penting untuk pengembangan masa depan bisnis bahan baterai kami." terang Presiden divisi BASF Catalysts, Dr Daniel Schonfelder, mengutip MiningTechnology berdasarkan laporan Bloomberg, dikutip Kamis (27/6/2024).



Halaman:

Komentar