NARASIBARU.COM -Pemerintahan mendatang dikabarkan akan menaikkan batas utang negara hingga 50 persen dari posisi saat ini 39 persen terhadap PDB.
Peningkatan rasio utang itu konon untuk mendanai program-program presiden terpilih Prabowo Subianto, salah satunya makan bergizi gratis.
Hashim Djojohadikusumo, adik kandung sekaligus penasehat Prabowo, mengungkapkan hal itu. Namun, katanya, itu akan diterapkan asalkan pemerintah dapat meningkatkan penerimaan pajak.
Hashim menekankan bahwa Indonesia masih dapat mempertahankan peringkat investasinya jika rasio utang terhadap PDB meningkat menjadi 50 persen.
"Kami akan tetap mendapatkan peringkat investasi pada tingkat itu," kata Hashim.
Lembaga pemeringkat Moody's, S&P, dan Fitch telah memberikan peringkat utang negara Indonesia satu tingkat di atas peringkat investasi terendah. Sebelumnya, Fitch mengatakan peningkatan signifikan utang pemerintah akan melemahkan profil kredit negara Indonesia.
"Idenya adalah untuk meningkatkan pendapatan dan meningkatkan tingkat utang," kata Hashim saat berbicara kepada Financial Times, di London, Kamis (1/7).
"Kami tidak ingin meningkatkan rasio utang tanpa meningkatkan penerimaan," tambah Hashim.
Pajak, pajak cukai, royalti dari pertambangan, dan bea masuk adalah target untuk meningkatkan penerimaan negara.
Rencana pinjaman pemerintahan Prabowo akan menandai perubahan besar dari sikap konservatif dalam pengelolaan keuangan pemerintah selama ini.
Para ekonom telah memperingatkan bahwa kenaikan rasio utang hingga 50 persen akan mendorong defisit anggaran melampaui batas maksimum yang ditetapkan sebesar 3 persen dari PDB.
Hal ini juga dapat membebani rupiah yang telah melemah lebih dari 5 persen terhadap dolar AS pada tahun ini.
Artikel Terkait
Harga BBM Dex Series Naik Lagi per 1 November 2025
Makin Pede! Menkeu Purbaya Pamer Topi “8%”
Mantan Menteri ESDM Kupas Konspirasi di Balik Polemik Freeport
Luhut Akui Proyek Whoosh Bermasalah Sejak Awal: Saya Terima Sudah Busuk Itu Barang