Terseret Drama Ijazah Palsu: Jejak Ngeri Abraham Samad Libas Koruptor Kakap hingga Dicopot Jokowi

- Rabu, 13 Agustus 2025 | 13:40 WIB
Terseret Drama Ijazah Palsu: Jejak Ngeri Abraham Samad Libas Koruptor Kakap hingga Dicopot Jokowi




NARASIBARU.COM - Drama pelaporan mantan Presiden Jokowi atas tudingan ijazah palsu turut menyeret sejumlah tokoh, tak terkecuali mantan Ketua KPK, Abraham Samad


Terkait kasus ijazah Jokowi, Abraham Samad hari ini akan diperiksa di Polda Metro Jaya


Terkait pemanggilan itu, Abraham Samad mengaku siap memenuhi panggilan penyidik.


“InsyaAllah saya akan datang," sebut Abraham Samad dikutip pada Rabu (13/8/2025).


Diketahui, Abraham Samad menjadi salah satu dari 12 terlapor dalam kasus ijazah palsu Jokowi dan kini kasusnya telah ditingkatkan ke tahap penyidikan. 


Terkait agenda pemeriksaannya hari ini, Abraham pun menuding ada upaya kriminalisasi kepada orang-orang yang mempertanyakan keaslian ijazah Jokowi.


"Saya duga ini adalah upaya untuk mengkriminalisasi saya dan membungkam kebebasan berpendapat dan berekspresi yang dijamin oleh konstitusi,” ungkapnya.


Pendekar Anti-Korupsi: Libas Menteri hingga Jenderal


Sikapnya yang tak gentar ini seolah membangkitkan kembali memori publik akan sosoknya yang berapi-api saat memimpin KPK periode 2011-2015


Lantas, bagaimana rekam jejak sang mantan ketua KPK yang kini merasa di ujung tanduk ini?


Sebelum menjadi figur sentral pemberantasan korupsi, Abraham Samad adalah seorang aktivis dan pengacara yang gigih di Makassar.


Ia mendirikan Anti-Corruption Committee (ACC) Sulawesi dan kerap menangani kasus-kasus yang membela kaum lemah.


Jiwa aktivisnya terbentuk sejak belia, didikan keras sang ibu menanamkan nilai-nilai integritas yang kokoh. 


Sebuah kisah yang kerap ia bagikan adalah saat ibunya memintanya mengembalikan lima batang kapur tulis yang ia ambil dari sekolah.


“Setidak-berharga apa pun barang itu, kalau bukan milik kamu, jangan sekali-kali mengambilnya,” kenang Samad menirukan ucapan ibunya.


Nilai inilah yang ia bawa saat terpilih memimpin KPK, mengungguli nama-nama besar lainnya.


Di bawah komandonya, KPK menjelma menjadi lembaga yang paling ditakuti para koruptor. Samad tidak segan-segan "melibas" pejabat tinggi negara.


Gebrakan fenomenalnya antara lain menjerat tiga menteri aktif di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono: Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng, Menteri Agama Suryadharma Ali, dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik.


Tak hanya itu, untuk pertama kalinya dalam sejarah, KPK di eranya menetapkan seorang jenderal polisi aktif, Irjen Djoko Susilo, sebagai tersangka dalam kasus korupsi simulator SIM.


Kasus-kasus megakorupsi lain yang menjadi sorotan publik saat itu adalah skandal proyek Hambalang yang menyeret Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, serta kasus suap impor daging sapi yang melibatkan petinggi Partai Keadilan Sejahtera (PKS).


Keberaniannya ini membuatnya dielu-elukan publik sebagai pahlawan pemberantasan korupsi.


Ironi Sang Algojo: Dari Pahlawan menjadi Tersangka


Ironisnya, di puncak popularitasnya, Samad sendiri tersandung masalah hukum. 


Pada tahun 2015, ia ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pemalsuan dokumen.


Kasus ini, yang oleh banyak pihak dianggap sebagai serangan balik atas penetapan Komjen Budi Gunawan (saat itu calon Kapolri) sebagai tersangka oleh KPK, membuat Presiden Jokowi memberhentikan sementara Samad dari jabatannya.


Kini, bertahun-tahun setelahnya, Samad kembali berhadapan dengan proses hukum. 


Namanya masuk dalam daftar 12 terlapor dalam kasus ijazah Jokowi, diduga karena konten di kanal YouTube miliknya, "Abraham Samad SPEAK UP", yang kerap mengundang tokoh-tokoh kritis terhadap pemerintah.


Samad mengaku heran namanya diseret.


“Saya heran juga kalau dijadikan terlapor dalam kasus ijazah Jokowi. Sebab, saya tidak ada hubungannya dengan kasus ijazah Jokowi,” katanya.


Gelombang Dukungan dan Perlawanan Terhadap "Kriminalisasi"


Pemanggilan Abraham Samad memicu gelombang dukungan dari berbagai tokoh nasional. 


Mantan Menko Polhukam Mahfud MD, mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo, hingga para aktivis antikorupsi seperti Novel Baswedan dan Feri Amsari ramai-ramai menyuarakan penolakan terhadap upaya kriminalisasi.


“Saya menolak jika Abraham Samad dikriminalisasi,” ujar Mahfud MD dalam sebuah pernyataan video.


Samad sendiri menegaskan tidak akan tinggal diam. Ia bahkan siap "pasang badan" untuk para aktivis lain yang juga dilaporkan.


Ia mengkritik keras langkah Jokowi yang melaporkan para pengkritiknya, sebuah tindakan yang ia anggap tidak elok bagi seorang negarawan.


"Siapapun orang yang berada di belakang kasus ini, yang ingin mengkriminalisasi 12 orang ini, akan saya hadapi sampai titik darah penghabisan," tegasnya dalam sebuah deklarasi menolak kriminalisasi.


Sumber: Suara

Komentar