Meski sudah menghilangkan nyawa balita yang notabene masih berstatus saudara sepupunya Mariadi, kasusnya tidak bisa dilanjutkan. Muhammad mengimbau kepada seluruh masyarakat Kota Angin agar terbuka jika ada keluarga yang memiliki gangguan kejiwaan.
Mantan Kapolres Bojonegoro itu berharap pihak keluarga, RT, desa, hingga kecamatan juga ikut menjaga warga sekitar agar kejadian nahas yang melibatkan ODGJ tidak terjadi lagi. “Setiap ada sosialisasi, Jumat Berkah, dari kami dan dari polsek sekitar terus kita ingatkan. Langsung laporkan untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Jangan disembunyikan,” tukas Muhammad.
Sementara itu, Kepala DinsosPPPA Darmantono mengatakan bahwa pihaknya juga sudah memonitor keadaan Mariadi sejak laporan Mariadi dari RSD Nganjuk masuk ke mejanya. “Sudah ada penanganan khusus,” ujarnya.
Untuk diketahui, Allisya ditemukan tewas mengenaskan dengan luka di kepalanya akibat dicangkul. Anak bungsu dari pasangan Jumali dan Ayu itu ditemukan tidak bernyawa di lubang pembuatan jamban di belakang rumah Mariadi pada Jumat (3/11). Jenazah Saffa ditemukan telungkup di dalam lubang yang nantinya dibuat jamban sedalam 1,5 meter. Saffa juga mendapatkan luka di kepala akibat dipukul dengan cangkul.
Untuk mendapatkan berita-berita terkini Jawa Pos Radar Kediri, silakan bergabung di Grup Telegram "Radar Kediri". Caranya klik link join telegramradarkediri. Sebelumnya, pastikan Anda sudah menginstal aplikasi Telegram di ponsel.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: radarnganjuk.jawapos.com
Artikel Terkait
UAS Bantah Gubernur Riau Kena OTT KPK, Cuma Dimintai Keterangan Katanya
KPK Wajib Periksa Jokowi dan Luhut terkait Kasus Whoosh
Kasus Ijazah Jokowi Masuk Babak Baru, Selangkah Lagi Ada Tersangka
Tak Peduli Luhut, Jokowi atau Siapa pun, Semua Harus Diperiksa di Kasus Whoosh