”Tak hanya itu, berkat adanya inovasi pula kunjungan pasien di RSUD Prof dr Soekandar terus meningkat dan kesejahteraan pegawai juga terus optimal,” imbuh dia.
Dalam tata kelolanya, RSUD Prof dr Soekandar juga unggul dalam pengembangan digitalisasi. Itu dibuktikan dengan hadirnya fasilitas rekam medis elektronik, aplikasi persediaan non-farmasi dan farmasi, mesin pendaftaran mandiri, serta elektronifikasi transaksi.
”Di tahun 2024 ini, kami juga terus melakukan pengembangan rumah sakit dalam beberapa bidang. Seperti pembangunan lanjutan dua gedung rumah sakit, ada juga pengembangan bidang IT, dan terus menambah pengembangan layanan kesehatan,” papar Djalu.
Pihaknya menyatakan, dalam tata kelola BLU saat ini cukup memberikan fleksibilitas dalam bidang keuangan, sumber daya manusia (SDM), serta pengadaan barang dan jasa. Dia menilai, adanya BLU dan UOBK berdampak positif karena sejalan dengan visi misi rumah sakit dan dinkes.
”Aturan UOBK juga sepenuhnya sudah kami jalankan. Kami berharap, kedepannya penyesuaian kebijakan dengan sistem yang telah disediakan bisa diimplementasikan dengan baik,” pungkas dr Djalu. (oce/ron)
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: radarmojokerto.jawapos.com
Artikel Terkait
HINDARI OBESITAS ! Pahami Penyebab dan Ragam Penyakit yang Dapat Mengganggu Aktivitas
Mulai Umur Berapa Pengukuran Tensimeter Perlu Dilakukan untuk Mendeteksi Hipertensi?
Langkah-langkah Membedah Kesehatan Tulang: Panduan untuk Mengenali Tulang yang Sehat
Panduan Lengkap Melahirkan dengan BPJS Kesehatan: Syarat, Prosedur, dan Biaya yang Ditanggung