Rektor UNM Dilaporkan Lakukan Pelecehan Seksual terhadap Dosen Perempuan, Ajak ke Hotel dan Kirim Chat Mesum

- Jumat, 22 Agustus 2025 | 09:40 WIB
Rektor UNM Dilaporkan Lakukan Pelecehan Seksual terhadap Dosen Perempuan, Ajak ke Hotel dan Kirim Chat Mesum


NARASIBARU.COM -
Rektor Universitas Negeri Makassar (UNM) Karta Jayadi dilaporkan ke Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Itjen Kemendikbudristek) oleh dosen perempuan atas dugaan pelecehan seksual.

Korban yang tidak ingin disebutkan namanya itu mengaku melaporkan kasus pelecehan ke Itjen Kemendikbudristek pada Rabu (20/8/2025) lalu. Ia mengaku kerap dilecehkan oleh Karta melalui percakapan WhatsApp bernuansa cabul sepanjang 2022 hingga 2024.

"Iya betul, saya sudah melapor mengenai dugaan pelecehan oleh Prof Karta," kata dosen perempuan itu, Kamis (21/8/2025).

Dia menerangkan bahwa Rektor UNM sering mengirimkan video porno kepada dirinya. Tak hanya itu, Karta juga beberapa kali mengajaknya ke hotel.

"Saya selalu menolaknya dengan halus tetapi beliau tetap kirim video tidak etis," ujarnya.

Meski ajakan untuk ketemu di hotel selalu ditolak, dosen perempuan itu mengaku bahwa Karta tetap merayunya lewat pesan singkat agar mau bertemu. Ironisnya, rayuan yang dilontarkan oleh Karta bernuansa mesum.

"Selalu ajak ketemuan katanya di tempat aman, siapa tahu seru diskusinya. Pengennya di spot itu terjadi hujan gerimis langsung becek-becek dikit," bebernya sembari membacakan percakapannya dengan Karta.

Lebih jauh dia mengaku baru berani buka suara dan melaporkan dugaan pelecehan ini karena merasa sangat trauma. Ia juga khawatir mahasiswi atau dosen lain bisa menjadi korban.

"Saya jadi trauma melihat yang begini, saya kasihan sebagai seorang wanita kita pasti takut. Saya saja sebagai dosen digitukan, untung saya punya hal prinsip, menolak, tapi bagaimana orang yang di bawah tekanannya, kuasanya atau mahasiswi misalnya," ungkapnya.

Bahkan ia menduga, bisa saja korban dari dugaan ulah cabul Rektor UNM tersebut bukan hanya dirinya. Menurut dia jangan sampai memang telah ada korban lain tapi tidak berani buka suara.

"Jangan sampai banyak korban tapi tidak berani speak up, mungkin setelah ini ada yang berani ngomong juga," ujarnya.

Klarifikasi Rektor UNM


Terpisah, Karta Jayadi membantah tudingan yang dilayangkan oleh dosen perempuan tersebut. Menurut dia hal-hal cabul seperi itu tidak mungkin akan ia lakukan.

"Waduh waduh saya masih waras, itu tidak benar, sayangnya tidak jelas apa-apa yang dia laporkan sebagai bentuk pelecehan seksual," kata Karta kepada wartawan.

Karta pun menantang dosen tersebut untuk membuktikan dugaan pelecehan seksual tersebut. Ia bahkan membantah bahwa dirinya pernah mengajak dosen tersebut ke hotel.

"Ajakan ke hotel perlu dibuktikan, jika ada WA saya seperti itu. Semua diplintir, karena bukan kebenaran yang dia usung tapi mau membuat saya terganggu dan dicitrakan buruk," terangnya.

Karta menduga dosen yang mengaku korban ini sakit hati kepada dirinya. Pasalnya beberapa hari lalu ia dipecat dari jabatannya sebagai kepala pusat teknologi tepat guna.

"Dua hari lalu saya pecat, banyak pelanggarannya ini akademik, beberapa kali saya tegur," imbuhnya.

Karta mengaku, bahwa sebenarnya selama ini komunikasinya dengan dosen tersebut cukup baik, hanya karena persoalan dipecat makanya ia menuduhnya melakukan pelecehan.

"Kalau saya punya affair sama dia tidak mungkin saya pecat. Hanya karena persoalan dipecat makanya dia jadi gila begini," ucapnya.

Pihaknya pun bakal melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian karena merasa nama baiknya dicemarkan.

"Segera saya lapor balik, besok saya ketemu dulu dengan tim saya. Saya memang tidak nyaman dengan orang ini setiap dia WA saya, dia selalu menyebut Prof ganteng, justru ini perbuatan tidak menyenangkan buat saya," pungkasnya.

Sumber: liputan6

Komentar