NARASIBARU.COM - Peringatan ke-95 Hari Ibu di Perpustakaan Nasional ditandai dengan Bedah buku mengupas Pemberdayaan Perempuan.
Momentum kesetaraan dan peranan perempuan dan ibu dalam pembangunan tampak ketika bagaimana menyiapkan generasi unggul bangsa.
Deputi Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas Adin Bondar mengutip ucapan filsuf Tiongkok Konfisius. Bahwa keselarasan, kecerdasan dan intimasi anak memerlukan stimulasi keluarga.
Baca Juga: Bursa Saham Asia Melemah, IHSG Berbalik Menguat Seiring Nilai Transaksi
“Ketika keluarga lemah, negara lemah. Pun, jika keluarga kuat, negara kuat. Dan kecerdasan motorik anak berangkat dari keluarga, dalam hal ini peran ibu,” terang Adin Bondar saat membuka acara Peringatan Hari Ibu (22/12/2023).
Sebagai ruang edukasi, perpustakaan merupakan ruang terbuka, sehingga praktik-praktik baik yang dilakukan melalui program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial (TPBIS) menghadirkan dampak pada pertumbuhan ekonomi keluarga.

Peran perpustakaan dalam pemberdayaan dan pendampingan terhadap perempuan dan ibu adalah gerakan yang terintegrasi agar perempuan mendapat kehormatan kemuliaan dan pengakuan terhadap dirinya sendiri sebagai pelaku pembangunan.
Baca Juga: Antisipasi Natal dan Tahun Baru 2024, Bank Mandiri Siagakan 13.068 ATM
Penulis buku ‘Pemberdayaan Perempuan Menjadi Pujian Bagi Istri yang Bijak’, Sisca Buniaty Manik mengatakan ide awal ia menulis buku berawal dari cerita maupun pengalaman dari orang sekitar yang mengalami kekerasan, kurang mendapatkan perlakuan keadilan dari pasangan.
“Buku ini lintas gender. Ketika istri sudah baik memperlakukan, maka suami wajib memberikan pujian sehingga tercipta keharmonisan keluarga,” ujar Sisca Buniaty.

Perempuan secara kodrati membantu suami dan rumah tangga, mulai dari mengatur keuangan, kerapihan, hingga kebersihan rumah. Perempuan dianalogikan sebagai penolong yang layak mendapatkan pujian.
“Kalau perempuan bisa dimuliakan, maka itu sesuatu yang hebat. Buku ini terlalu sempurna menggambarkan sosok suami atau istri yang ideal. Meski kenyataannya tidak selalu demikian,” ucap Ketua Program Studi Informatika dari Universitas Bakrie, Hoga Saragih, salah satu pembahas buku.
Yah, buku ini meng-capture sisi ideal mahkluk Tuhan yang diciptakan berbeda tapi posisinya setara. Masyarakat budaya timur seringkali memberikan perspektif bahwa laki-laki menempati derajat tinggi.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: hallo.id
Artikel Terkait
Anggota TNI dan Masyarakat Saling Dorong saat Bagi Kupon Doorprize HUT TNI, Pagar Ambruk
Sosok Bjorka di Mata Tetangga: Tidur Beralaskan Kain di Lantai, tapi Punya Banyak Uang
Pakar Sebut Pemuda yang Ditangkap Polisi Bukan Sosok Bjorka Asli: Cuma Bocah Ngaku-ngaku
Pakar Ragukan Penangkapan Bjorka: Salah Atribusi Makin Guncang Kredibilitas Aparat