"Tiap bulan itu mereka punya target ada kenaikan berapa persen," tegas Mawar. Uang tersebut menurut pengakuan Mawar digunakan untuk operasional Al Zaytun yang nominalnya bisa di atas Rp3 miliar dalam satu wilayah.
Mawar tentu merasa keberatan karena pendapatan pribadi seperti gaji tidak selalu naik, bisnis pun tak selalu bagus tapi jumlah iuran malah meroket setiap bulannya. "Kita bisnis aja pun kan enggak selalu naik," kata Mawar. "Saya aja yang masih punya duit udah teriak, gimana yang di bawah," lanjutnya.
Suami Mawar sendiri memang memiliki jabatan yang cukup penting di dalam yayasan sehingga dirinya kerap protes kepada suami soal iuran yang diwajibkan Panji Gumilang.
"Dipegang itu di wilayahnya jabatannya yayasan ada, iya (cukup penting)," jelas Mawar. "Makanya saya bilang berani bicara dong untuk kebenaran," lanjutnya.
Sudah berulang kali menyampaikan keberatannya kepada suami agar dievaluasi oleh petinggi NII lainnya. Hanya bisa protes ke suami karena penyampaian suara tidak bisa dilakukan oleh istri atau kaum perempuan.
Mawar mengaku geram dengan tingkah Panji Gumilang yang kini kerap tampil di publik. "Awalnya saya melihat dari YouTube aja, saya gemas aja," ujar Mawar. "Saya paling gregetan (dengan Panji Gumilang)," lanjutnya.
Menurut Mawar, Panji Gumilang sering menyebut bahwa uang untuk Al Zaytun itu mudah untuk didapatkan, padahal yang sebenarnya terjadi pada anggotanya di bawah justru kesulitan untuk mencarinya. "Dia bilang uang itu gampang, kan itu dari usaha saya," tegas Mawar.
"Setahu saya duit itu memang dari bawah untuk naik ke atas," lanjutnya. Selain dari dana pribadi, anggota NII menurut Mawar juga harus mencari donatur untuk memenuhi biaya operasional.
Hal lain yang membuat geram Mawar adalah penggunaan dana sumbangan yang terkadang tidak sesuai dengan tujuan awalnya. Misalnya mengajak sumbangan untuk Jumat Berkah tapi ternyata penggunaan uangnya tidak semuanya untuk program tersebut.
Sumber: tvOne
Artikel Terkait
Mulai 1 Februari 2025, Elpiji 3 kg Tak Lagi Dijual di Pengecer
Peringatan BMKG: Gempa Megathrust Mentawai-Siberut Tinggal Menunggu Waktu, Bisa Capai M 8.9
Prihatin Soal Konflik PKB vs PBNU, Komunitas Ulama dan Nahdliyin Keluarkan 9 Rekomendasi
Cabut Pasal Penyediaan Alat Kontrasepsi, DPR: Jangan Buka Ruang Generasi Muda untuk Berzina!