2. Pernyataan Siap Perangi Susi Pudjiastuti
Pada 2019, Murad Ismail pernah mengungkapkan pernyataan peran terhadap mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Namun Murad mengaku pernyataan itu hanya main-main.
“Perang itu jalan terakhir setelah semuanya diambil, masih ada musyawarah mufakat. Jadi padahal perang itu perang main-main saja, kita tidak ada pistol. Kalau bicara di laut kan pasti pistol air bukan pistol betul. Kalau dulu saya dankor Brimob baru saya pakai pistol benar,” kata Murad sambil bercanda di Kantor Gubernur Maluku, Kamis (5/9/2019).
Pernyataan perang itu berkaitan dengan kebijakan moratorium yang dinilai justru merugikan masyarakat Maluku. Kemudian pernyataan itu berujung pada negosiasi yang berlangsung hari Kamis (5/9/2019). Susi Pudjiastuti mengirimkan 5 utusan untuk menemui Murad saat itu.
3. Sebut Pendemo Tikus Kalapa
Kontroversi Murad Ismail berikutnya adalah ketika Murad menyebut pendemo sebagai ‘tikus-tikus kalapa’. Pernyataan itu disampaikan pada Konferensi Luar Biasa Persatuan Wartawan Indonesia Maluku di Hotel Manise-Ambon pada Rabu (28/12/22).
“Kalau saya dari kecil itu bakalai saja. Satu Minggu itu kalau ndah bakalai itu kepala sakit. Maka sudah jadi Gubernur, mantan Dankor Brimob masa takut sama Tikus-tikus kalapa ini,” ucap Murad.
4. Sebut Pemuda Pancasila Organisasi Sok Jago
Tak hanya itu, dalam momen yang sama ketika Murad menyebut pendemo adalah tikus kalapa, Murad juga sebut Pemuda Pancasila adalah organisasi sok jago. Sebutan Murad terhadap Pemuda Pancasila itu adalah karena baru dibentuk di Maluku pasca vakum dalam waktu yang lama.
5. Ajak Mahasiswa Duel Saat Demo
Aksi demonstrasi mahasiswa atas peresmian Pelabuhan Merah Putih di Namlea, Buru membuat Murad Ismail diduga terpancing emosi. Pasalnya dari informasi yang beredar, demo itu tidak memperoleh izin dari kepolisian.
Saat demonstrasi, nama Murad Ismail disebut ketika massa mendekati tenda acara. Kemudian Murad pun emosi dan menantang duel para pendemo.
Fransiscus selaku Kepala Dinas Informasi dan Komunikasi pun menyebut Murad emosi sesaat. Ajudan Gubernur Maluku berinisial IKA juga diduga memaksa jurnalis menghapus rekaman video tersebut. Hal ini pun dikecam Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) pengurus daerah Maluku.
Sumber: suara
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
Mulai 1 Februari 2025, Elpiji 3 kg Tak Lagi Dijual di Pengecer
Peringatan BMKG: Gempa Megathrust Mentawai-Siberut Tinggal Menunggu Waktu, Bisa Capai M 8.9
Prihatin Soal Konflik PKB vs PBNU, Komunitas Ulama dan Nahdliyin Keluarkan 9 Rekomendasi
Cabut Pasal Penyediaan Alat Kontrasepsi, DPR: Jangan Buka Ruang Generasi Muda untuk Berzina!