"Cak Imin dan seluruh keluarga besar PKB berbela sungkawa sedalam-dalamnya atas meninggalnya Dini Sera Afrianti (Andini). Semoga keluarga yang ditinggalkan tabah selalu, kami bersepakat pelaku harus mendapatkan hukuman yang setimpal," tutur Johan.
Ia memastikan, PKB dan Cak Imin berada di pihak korban.
"Cak Imin dan PKB pasti berdiri di pihak korban. Tidak ada tindakan kekerasan, apalagi pembunuhan yang bisa dibenarkan, terlebih lagi kepada perempuan. Semoga Andini mendapat tempat terbaik di sisi Allah Tuhan YME. Amin," ujar Johan.
Rangkuman kasus
Dini Sera Afriyanti, perempuan berusia 29 tahun yang dikenal sebagai Tiktoker, tewas mengenaskan setelah dianiaya. Berdasarkan keterangan polisi, Dini sempat dipukul, ditendang, hingga dilindas mobil sebelum tewas.
Menurut keterangan kuasa hukum keluarga korban, Dimas Yemahura, Dini diduga mendapat penganiayaan di salah satu ruangan tempat karaoke Blackhole KTV, Surabaya, Jawa Timur. Pelaku diduga ialah sang kekasih berinisial RT yang diduga anak anggota DPR RI.
Tragedi itu berawal dari cekcok hingga terjadi penganiayaan terhadap Dini oleh RT. Setelahnya, Dini dan RT terpantau berjalan menuju area parkir mobil, dan di lokasi itu korban juga dianiaya hingga tewas.
“Saksinya ada. Ada teman-teman yang di room kan. Penganiayaannya dari mulai di room itu mas, sudah ditendang dipukul,” ujar Dimas.
Berdasarkan bukti fisik, Dimas mengungkap korban sempat terseret. Sementara pada lengan kanan korban terdapat bekas ban mobil.
“Itu diduga dilindas tangannya itu," kata Dimas.
Publik mengetahui penganiayaan itu setelah sejumlah bukti diunggah serta viral di media sosial. Warganet kontan 'menyerbu' akun media sosial milik politikus PKB sekaligus anggota Komisi IV DPR RI, Edward Tannur.
Sebab, dari sejumlah bukti, warganet menduga RT adalah anak Edward Tannur.
Berdasarkan laman resmi DPR RI, Edward adalah anggota DPR dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Ia kelahiran Atambua, 2 Desember 1961.
Selain sebagai politikus PKB, Edward juga tercatat pernah menjadi Ketua KONI Kabupaten Timor Tengah Utara pada 2004 hingga 2005. Ia juga sempat menjadi pembina Pemuda Katholik (PMKRI).
Sumber: suara
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
Mulai 1 Februari 2025, Elpiji 3 kg Tak Lagi Dijual di Pengecer
Peringatan BMKG: Gempa Megathrust Mentawai-Siberut Tinggal Menunggu Waktu, Bisa Capai M 8.9
Prihatin Soal Konflik PKB vs PBNU, Komunitas Ulama dan Nahdliyin Keluarkan 9 Rekomendasi
Cabut Pasal Penyediaan Alat Kontrasepsi, DPR: Jangan Buka Ruang Generasi Muda untuk Berzina!