"Bukannya kita tidak menghormati dan tidak berterimakasih atas perhatiannya, kita ingin menjaga hak keluarga."
"Kita yang mengatur Pak, karena dengan begini akan ada kecemburuan sosial, begini 'kok yang diperhatikan dia doang, padahal kan masih banyak rakyat kita yang butuh perhatian'," katanya.
Perekam Video Dilaporkan
Petugas listrik yang bernama Ahmad Saugi melihat Gibran menangis kelaparan dan merekamnya.
Ia juga mengajak Gibran makan menggunakan sepeda motor.
Video yang diunggah di akun TikTok menjadi viral di media sosial.
Kini, Ahmad Saugi terancam dipolisikan karena dianggap membuat nama baik desa Rawapanjang tercoreng.
Mohammad Agus mempermasalahkan tindakan Ahmad Saugi yang merekam bocah tanpa izin.
"Ada banyak hal yang tersirat di dalam video itu, yang jelas si pelaku itu tidak ada izin, udah jelas itu ya bilamana tidak berizin sudah jelas melanggar," ungkapnya, Selasa (7/5/2024), dikutip dari TribunnewsBogor.com.
Ia menambahkan, wajah bocah dalam video tersebut terlihat jelas sehingga Ahmad Saugi dianggap melakukan pelanggaran.
"Makanya kenapa si tiktok itu men-take down, karena ada gambar anak itu, enggak boleh gambar anak diviralkan."
"Artinya ada banyak hal pelanggaran-pelanggaran atas apa yang dilakukan oleh si orang yang memviralkan itu," bebernya.
Setelah Mohammad Agus berdiskusi dengan sejumlah pihak, ia tidak melaporkan Ahmad Saugi dan menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan.
"Kalau saya bilang pada saat itu dia akan dijebloskan, jebloskan. Kita masih ada rasa kemanusiaan tadi, mungkin ada kesalahan yang tidak diketahui. Masih kita maafkan," ucapnya.
Sementara itu, Ahmad Saugi yang takut dilaporkan membuat video klarifikasi dan meminta maaf ke perangkat Desa Rawapanjang.
Ahmad Saugi juga menghapus video Gibran menangis dari akun TikToknya.
Kata Camat Bojonggede
Camat Bojonggede, Tenny Ramdhani, mendatangi rumah Gibran dan mengaku prihatin dengan kondisi keluarganya.
Selama ini, Gibran dan adiknya kerap diberi bantuan tetangga karena orang tuanya tak mampu.
"Mereka (tetangga) sangat perhatian, karena mereka tau Pak Hamzah (ayah Gibran) itu pulangnya tidak tentu, jadi mereka sering memberikan makanan," terangnya.
Selama ini keluarga Gibran tidak terdata sebagai penerima bantuan sosial.
Tenny meminta perangkat RT dan RW segera memasukkan keluarga Gibran ke penerima bantuan.
Ia baru mengetahui ada warga yang kelaparan setelah video Gibran viral.
"Kami memberikan dukungan moril, motivasi kepada bapak Hamzah. Kemudian membawa bantuan baik berupa makanan maupun juga family kit dan lain-lain," tuturnya.
Keluarga Gibran kini telah terdaftar ke dalam DTKS dan juga BPJS Kesehatan.
"Alhamdulillah BPJSnya sudah terdaftar, sudah didaftarkan DTKS dan sudah menjadi bagian dari keluarga penerima bantuan secara berkelanjutan," pungkasnya
Sumber: Tribunnews
Artikel Terkait
Mulai 1 Februari 2025, Elpiji 3 kg Tak Lagi Dijual di Pengecer
Peringatan BMKG: Gempa Megathrust Mentawai-Siberut Tinggal Menunggu Waktu, Bisa Capai M 8.9
Prihatin Soal Konflik PKB vs PBNU, Komunitas Ulama dan Nahdliyin Keluarkan 9 Rekomendasi
Cabut Pasal Penyediaan Alat Kontrasepsi, DPR: Jangan Buka Ruang Generasi Muda untuk Berzina!