Pegiat media sosial Tifauzia Tyassuma lebih dikenal sebagai Dokter Tifa merespons omongan Presiden ke-7 RI Joko Widodo alias Jokowi bahwa ada agenda politik besar di balik kasus tuduhan ijazah palsu hingga usulan pemakzulan Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming.
Dokter Tifa mengatakan, sebenarnya agenda besar politik sudah terjadi sejak 2014 atau 10 tahun lalu.
Agenda besar politik itu, kata Dokter Tifa, antara lain wafatnya lebih dari 800 orang Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) pada Pemilu 2019.
"Pemenjaraan ratusan aktivis termasuk Bambang Tri dan Gus Nur, kematian mujahid KM 50, korban 135 orang Kanjuruhan, dugaan koruptor terbesar dunia OCCRP," kata kata Dokter Tifa melalui akun X pribadinya, dikutip Selasa 15 Juli 2025.
Agenda besar lainnya yang sudah dilakukan Jokowi, menurut Dokter Tifa, adalah rekayasa hukum di Mahkamah Konstitusi (MK) untuk meloloskan Fufufafa.
Berikutnya, lanjut Dokter Tifa, praktik pemalsuan ijazah hingga berakhir di pembakaran habis Pasar Pramuka Pojok.
"Kebohongan 6000 pesanan Esemka, korupsi Tol MBZ, IKN, Rempang, reklamasi, utang Rp8.000 triliun, dll daftar panjang sekali," kata Dokter Tifa.
Dokter Tifa menekankan, sekarang yang terjadi adalah pembongkaran agenda besar politik yang sudah terjadi 10 tahun oleh semua pihak: ilmuwan, akademisi, ulama, aktivis, politikus, alumni, relawan dan banyak pihak yang bangkit menegakkan kebenaran.
"Jadi siap-siap saja gejala autoimunnya akan timbul hilang timbul hilang terus," pungkas Dokter Tifa.
Sumber: rmol
Foto: Presiden ke-7 RI Joko Widodo/Ist
Artikel Terkait
Purbaya dan Teddy Magnet Baru di Lingkaran Prabowo
KPU Jawab Tudingan Roy Suryo soal Pasal Selundupan untuk Gibran: Aturan Sudah Sesuai Hukum
Kronologi Timothy Mahasiswa Unud Diduga Bunuh Diri akibat Bullying, Lompat dari Lantai 4 Kampus
Bikin Syok! Briptu Rizka Tak Sendirian Menghabisi Suami yang Juga Polisi, Ia Ternyata Dibantu Ayah, Ibu, dan Adiknya