KEBANGKITAN PKI BARU DIERA PEMERINTAHAN PRABOWO
Oleh: Memet Hakim
Pengamat Sosial, Wanhat APIB & APP TNI
Menjelang bulan September, kita selalu diingatkan peristiwa penghianatan PKI pada tahun 1965, Dimana saat itu yang menjadi Presidennya adalah Soekarno yang akrab disapa Bung Karno (BK).
Penumpasan Gerakan Pemberontakan PKI yang ke 2x nya ini dipimpin oleh Mayjen Soeharto dengan Kol. Sarwo Edhi Wibowo sebagai Komandan Operasinya.
Setidaknya ada 6 jenderal dan 1 perwira TNI AD yang dibunuh di Jakarta dan ada 2 perwira TNI tewas di Yogyakarta.
Korban jiwa dari keduabelah pihak selama 1965-1966 diperkirakan antara 450.000 sampai 500.000 jiwa (Wikipedia, 2025). Kelompok pemberontak tersebut dipimpin oleh DN Aidit.
Pemberontakan pertama setelah Indonesia Merdeka dikenal dengan peristiwa pemberontakan Madiun pada tahun 1948. Setidaknya ada 1.920 jiwa tewas termasuk 17 orang tokoh Madiun.
Hal serupa terjadi juga di Magetan, korban tercatat ada ada 108 orang, namun hanya 67 yang dikenali (DetikNews, 03.10.2018).
Kekejaman PKI diluar nalar manusia, “mereka menganggap umat Islam sebagai ancaman dan musuhnya”.
Ulama dan santri ini dibantai, ditembak, dibakar sampai mati, atau dicincang-cincang, kadang-kadang ketiga-tiganya sekaligus.
Masjid dan madrasah dibakar, rumah-rumah pemeluknya dirampok dan dirusak.”(Republika, 02 Oct 2018)
Indikasi kebangkitan PKI banyak sekali, apalagi presiden ke-7 Indonesia itu adalah keturunan dan pro PKI.
Gatot Nurmantyo, mantan Panglima TNI menyebutkan indikasi kebangkitan PKI baru ini yakni:
1) Hilangnya diorama G30S PK di Museum Dharma Bakti, Markas Kostrad, Jakarta Pusat.
2) Dihapuskannya TAP MPRS Nomor 25 Tahun 1966 dan 3) Adanya penghapusan kurikulum sejarah G30S PKI. Mantan Panglima TNI (Purn).
Setidaknya ada 5 indikasi PKI baru muncul versi FPI (Liputan 6, 01-06.2016) yakni:
1. Tuntutan Pencabutan TAP MPRS XXV/1966
2. Penghapusan Sejarah Pengkhianatan PKI dalam Kurikulum
3. Anggota Keluarga Eks Kader PKI Masuk Sejumlah Parpol dan Instansi Negara
4. Pembuatan Buku Pembelaan terhadap PKI dan
5. ‘Bantuan’ China kepada Indonesia Beserta Kompensasinya,
Menurut Drs. Alfian Tanjung, M.Pd, seorang Ulama dan Pemerhati PKI (Swara Senayan, 15/04/2016) PKI baru ini telah bergerak lama ditandai adanya kongres PRD ke VIIIpada 24-26 Maret 2015 yang ke VIII di Hotel Acacia, Jakarta Pusat, Pada tahun 2000 berlangsung kongres ke VIII di Sukabumi Selatan Jawa Barat, dan kongres ke IX di adakan di Cianjur Selatan, Jawa Barat, 2006.
Kongres yang ke X di Desa Ngabrak Magelang, Jawa Tengah, 2010 dengan kamuflase Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik. PKI gemar melakukan taktik KKM, yakni Kerja di Kalangan Musuh.
Terbitnya Keputusan Presiden Nomor 17 Tahun 2022 sekaligus permintaan maaf kepada PKI, mengadakan rehabilitasi dan bantuan sosial kepada para penyintas HAM & ditiadakannya pemutaran film G-30-S/PKI oleh Panglima TNI saat itu, merupakan puncak indikasi.
Baik di BIN maupun BAIS tidak ditemukan ada bagian yang mendalami perkembangan pki baru, sehingga lolos dari pemantauan TNI.
Sebenarnya banyak sekali indikasi kebangkitan PKI ini terutama setelah Jokowi anak PKI menjadi presiden.
Beberapa jendral bahkan di duga masuk dalam jaringan pki gaya baru ini.
Repotnya perkembangan pki baru ini, berkembang secara sistimatis dan masuk kesemua lini.
Tentu barisan pendukung Jokowi diperkirakan salah satunya tempat mereka berkumpun dan berjuang.
Keturunan PKI ini masuk ke semua orpol, ormas, tempat Pendidikan, sipil, militer, tanpa bisa dilacak, karena pengawasan terhadap mereka telah dihilangkan.
Di kabinet Prabowo banyak loyalis Jokowi menjadi Menteri dan wakil Menteri bahkan menjadi Komisaris atau Direksi BUMN, mereka diperkirakan akan menggerus dan melakukan pembusukan dari dalam, agar Prabowo gagal atau harus mengikuti keinginan mereka, sulit mengharapkan mereka bisa bekerja untuk kepentingan rakyat dan negara.
Sesuai dengan prinsipnya Kerja di Kalangan Musuh, tentu saja mereka dapat beroperasi lebih mudah.
Nah bola panas ada ditangan Prabowo, akankah diingat sepanjang masa sebagai pahlawan, petarung dan pemenang lawan PKI baru ataukah sebagai pecundang menjadi murid Jokowi seorang tokoh PKI baru yang baik. ***
Prabowo Ungkap 'Dalang' Pemberontakan PKI di Madiun: Seolah-Olah Komunis, Padahal Itu Ulah Belanda!
NARASIBARU.COM - Presiden Prabowo Subianto mengatakan ada peran imperialisme Belanda dalam peristiwa pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Madiun 1948.
Menurut Prabowo, Belanda juga terlibat dalam gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII).
Hal itu disampaikan Prabowo saat membahas perihal masih adanya campur tangan pihak asing pada awal-awal masa kemerdekaan Indonesia.
"Peristiwa Madiun seolah-olah itu komunis, ternyata yang membawa Musso, Semaun semua itu adalah Belanda, difasilitasi oleh Belanda," kata Prabowo dalam Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (5/5/2025).
Meski Indonesia saat itu telah merdeka, namun ternyata Belanda masih menguasai wilayah Batavia.
"Belanda kuasai Batavia, semua lapangan terbang dikuasai. Bagaimana dia bisa sampai Madiun," mata Prabowo.
Selain Peristiwa Madiun 1948, Prabowo mengatakan Belanda juga terlibat dalam pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) yang dipimpin oleh S.M. Kartosuwirjo.
"Terus DI/TII, dokumen keluar, bahkan bukan DI/TII, Snouck Hurgronje juga Sandi Yudha intel Belanda," kata Prabowo.
👇
Diketahui, PKI dan DI/TII telah resmi dibubarkan oleh pemerintah RI karena dianggap menyimpang dari idelogi Pancasila.
Pembubaran PKI dan DI/TII menjadi peristiwa penting dalam sejarah Indonesia.
PKI dibubarkan setelah peristiwa G30S/1965, sementara pemberontakan DI/TII dipadamkan pada tahun 1962 setelah operasi militer yang panjang.
Peristiwa Madiun 1948
PKI Madiun ialah sebuah gerakan yang berusaha menggulingkan pemerintahan yang sah yakni Republik Indonesia dan mengganti landasan negara.
Gerakan ini dipimpin oleh Amir Sjarifuddin dan Muso, serta dimulai pada pertengahan tahun 1948 dan berpusat di Madiun, Jawa Timur.
Penyebab pecahnya peristiwa Madiun 1948 tidak lepas dari jatuhnya Kabinet Amir Sjarifuddin akibat ditandatanganinya perjanjian Renville yang sangat merugikan Republik Indonesia.
Setelah tidak lagi menjadi Perdana Menteri, Amir membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) yang kemudian bekerjasama dengan organisasi berpaham kiri seperti Partai Komunis Indonesia, Barisan Tani Indonesia (BTI), Pemuda Sosialis Indonesia (Pesindo) dll.
Faktor lain adalah kedekatan Amir Sjarifuddin dengan tokoh PKI Musodan bercita-cita menyebarkan ajaran komunisme di Indonesia.
Dam ditambah dengan propaganda kekecewaan terhadap Perdana Menteri selanjutnya, yakni Kabinet Hatta, akibat programnya untuk mengembalikan 100.000 tentara menjadi rakyat biasa dengan alasan penghematan biaya.
Pemberontakan PKI Madiun diawali dengan melancarkan propaganda anti pemerintah dan pemogokan kerja oleh kaum buruh.
Selain itu pemberontakan juga dilakukan dengan menculik dan membunuh beberapa tokoh negara.
Seperti penembakan terhadap Kolonel Sutarto pada 2 Juli 1948, penculikan dan pembunuhan terhadap Gubernur Jawa Timur pertama RM. Ario Soerjo yang kebetulan berkunjung ke Ngawi dan kemudian dicegat oleh kelompok Amir pada 10 September 1948.
Kemudian ada juga penculikan dan pembunuhan Dr. Moewardi pada 13 September 1948, yang merupakan tokoh penting dalam peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Puncak pemberontakan tersebut terjadi pada 18 September 1948, saat pemberontak berhasil menguasai kota Madiun dan mengumumkan lahirnya Republik Soviet Indonesia.
Mereka pun menguasai tempat strategis, melakukan sabotase, perusakan pembakaran sarana dan prasarana, serta melakukan pembunuhan terhadap orang-orang yang anti PKI.
Pemerintah menyadari apa yang dilakukan PKI sangat membahayakan negara. Oleh karena itu, dilakukan beberapa cara untuk mengakhiri pemberontakan.
Pertama, Soekarno memperlihatkan pengaruhnya dengan meminta rakyat memilih Soekarno-Hatta atau Muso-Amir.
Kedua, Panglima Besar Sudirman memerintahkan Kolonel Gatot Subroto di Jawa Tengah dan Kolonel Sungkono di Jawa Timur untuk menjalankan operasi penumpasan dibantu para santri.
Pada 30 September 1948, Madiun dapat diduduki lagi oleh RI. Beberapa petinggi PKI melarikan diri ke Tionghoa dan Vietnam seperti D.N Aidit dan Lukman.
Muso tertembak dalam pertempuran kecil di Ponorogo. Amir Sjarifuddin ditangkap dan ditembak mati.
Pemberontakan DI/TII
Gerakan Darul Islam (DI) merupakan gerakan politik yang bertujuan mendirikan Negara Islam Indonesia.
Gerakan ini mempunyai pasukan yang disebut Tentara Islam Indonesia (TII), sehingga pemberontakan ini juga dikenal dengan DI/TII.
Pemberontakan DI/TII merupakan salah satu pemberontakan tersulit yang pernah dihadapi Indonesia.
Sebab, pemberontakan ini menyebar di berbagai wilayah Indonesia dari Jawa, Sumatera, Sulawesi maupun Kalimantan.
Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat merupakan pelopor gerakan DI/TII. Bahkan pemimpinnya, SM. Kartosuwiryo, didaulat sebagai imam atau pemimpin tertinggi dari Negara Islam Indonesia, serta diakui oleh wilayah-wilayah pemberontakan lain.
Selain di Jawa Barat, pemberotakan DI/TII juga terjadi di Jawa Tengah pada 23 Agustus 1949 hingga Juni 1954.
Pemicu pemberontakan itu dilatarbelakangi adanya keinginan untuk bergabung dengan NII bentukan Kartusuwiryo.
Pemberontakan hadir dalam bentuk mengikrarkan berdirinya DI/TII Jawa Tengah pada 23 Agustus 1949 di Desa Pengarasan, Tegal.
Selanjutnya, DI/TII juga melakukan pemberontakan di Sulawesi Selatan.
Pemberontakan ini dipicu oleh kekecewaan Kahar Muzakar karena pasukannya yang tergabung dalam Komando Griliya tidak dimasukan ke dalam Angkatan Perang Republik Indonesia (APRIS).
Pemberontakan berlangsung antara tahun 1950 hingga Februari 1965. Setelah ditolak dari APRIS.
Kahar Muzakar berserta anak buahnya melarikan diri ke hutan, dan ia menyatakan bahwa pasukannya menjadi bagian dari NII Kartosuwiryo.
Sumber: Suara
Artikel Terkait
PWI-LS Serukan Pribumi Kuasai Tanah Milik Habaib dan Warga Keturunan Arab?
Viral Ibu Muda di Lumajang Meninggal saat Nonton Sound Horeg!
Pria yang Diduga Ngaku Ayah dari Anak Sarwendah dan Ruben Onsu Muncul Beri Klarifikasi...
One Piece Flag Versus Merah Putih di Tanah Republik