NARASIBARU.COM - Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Dedy Nur Palakka, kembali mengemukakan pernyataan tajam yang menggugah perdebatan publik.
Dalam unggahannya baru-baru ini, Dedy menegaskan bahwa Presiden Indonesia ke-7 Joko Widodo (Jokowi) tidak hanya meninggalkan warisan fisik dan kebijakan selama 10 tahun masa pemerintahannya, tetapi juga menyisakan semangat kepemimpinan yang tak tergantikan oleh retorika belaka.
Menurut Dedy, terdapat gerakan terstruktur, sistematis, dan masif (TSM) yang sedang berupaya menghapus jejak keberhasilan Jokowi dari ingatan publik.
Ia menilai bahwa sebagian pihak tampak berusaha menutupi kontribusi besar Jokowi terhadap pembangunan Indonesia dengan membanjiri ruang publik melalui orasi dan narasi yang menyesatkan.
“Ada gerakan TSM yang ingin menghilangkan jejak kerja Presiden Indonesia ke-7. Tapi mereka lupa bahwa hasil kerja Jokowi selama 10 tahun berbicara lebih lantang daripada orator ulung,” tulis Dedy Nur Palakka melalui media sosial pribadinya, Selasa (5/8/2025).
Pernyataan tersebut muncul di tengah dinamika politik pasca-Pemilu 2024 yang mulai menampakkan pergeseran sikap politik sejumlah tokoh dan partai, termasuk PSI yang kini secara terbuka menempatkan diri dalam barisan pendukung Presiden Jokowi.
Dalam narasi yang disampaikan Dedy, PSI menegaskan komitmennya untuk melanjutkan agenda-agenda strategis warisan Jokowi di masa depan.
Dedy menekankan bahwa rakyat Indonesia yang kehidupannya bersentuhan langsung dengan kebijakan Jokowi akan tetap mendukung sosok mantan Gubernur DKI Jakarta itu, bukan karena janji atau retorika politik, tetapi karena pengalaman nyata atas dampak kebijakan yang dirasakan secara langsung.
“Rakyat Indonesia yang kehidupannya langsung disentuh oleh kebijakan beliau tetap bersemangat untuk terus mendukung kemanapun jejak langkah beliau,” tambah Dedy.
Pernyataan ini secara tidak langsung dianggap sejumlah pengamat sebagai sindiran halus terhadap gaya komunikasi politik Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, yang dikenal sebagai orator handal dan saat ini tengah bersiap menjadi Presiden Indonesia ke-8 menggantikan Jokowi.
Namun, PSI tampak tetap berhati-hati menjaga keseimbangan, mengingat posisi Jokowi saat ini secara politik juga masih berada dalam orbit pemerintahan Prabowo mendatang, termasuk kabar kedekatan antara putra Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, yang akan menjadi Wakil Presiden terpilih.
Pernyataan Dedy juga menegaskan bahwa saat ini Jokowi telah berdiri dalam barisan PSI.
Hal ini bukan hanya simbolik, tetapi dinilai sebagai langkah strategis untuk menjaga kesinambungan pengaruh politik Jokowi ke depan.
PSI, partai muda yang pernah menjadi pendukung militan Jokowi di Pemilu 2019, tampaknya sedang memantapkan posisinya sebagai rumah baru bagi loyalis Jokowi di tengah pergeseran dinamika partai-partai besar.
Dalam konteks ini, PSI berperan tidak hanya sebagai partai politik, tetapi juga sebagai penjaga memori dan legacy Jokowi di tengah arus perubahan politik nasional.
Kontestasi politik saat ini, meskipun Pemilu telah usai, masih diwarnai oleh perebutan narasi.
Apakah Indonesia akan melanjutkan jalan Jokowi atau mencoba membangun jalan baru? PSI dengan gamblang menunjukkan keberpihakan pada kesinambungan dan menolak upaya rebranding yang meniadakan kontribusi masa lalu.
Dedy sendiri menutup pernyataannya dengan sebuah kalimat yang seolah menjadi sinyal: “Sekarang beliau (Jokowi) sudah berdiri dalam barisan PSI.”
Pernyataan itu menjadi penegasan bahwa Jokowi bukan hanya figur masa lalu, tetapi masih merupakan kekuatan politik masa kini dan masa depan — dan PSI akan berada di garis depan untuk menjaganya.
👇👇
Ada gerakan TSM yang ingin menghilangkan jejak kerja Presiden Indonesia ke-7
— Dedy Nur (@DedynurPalakka) August 4, 2025
Tapi mereka lupa bahwa hasil kerja Jokowi selama 10 th berbicara lebih lantang dari pada orator ulung
Jadi tidak salah jika Rakyat Indonesia yang kehidupannya langsung disentuh oleh kebijakan beliau… pic.twitter.com/rt0Km02Git
Sumber: SuaraNasional
Artikel Terkait
Silfester Matutina 5 Tahun Bebas Meski Divonis Inkrah, Said Didu: Fakta Aparat Takut Jokowi
Silfester Matutina Bebas karena Pengaruh Jokowi, Sama-sama Tukang Bohong
Video Gus Nur Minta Jaksa Tunjukkan Ijazah Jokowi Muncul Lagi: Kalau Bisa, Tak Cium Kaki Sampean!
Dua Amfibi Anoa 6x6 Parkir di Kejagung, Ada Apa?