NARASIBARU.COM - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui, Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam memberikan gaji yang layak bagi guru dan dosen.
Persoalan ini sudah lama menjadi sorotan publik.
Di media sosial, tak sedikit warganet mengeluhkan bahwa profesi mulia ini kurang dihargai negara lantaran penghasilannya yang kecil.
“Banyak di media sosial saya selalu mengatakan, oh menjadi dosen atau menjadi guru tidak dihargai karena gajinya tidak besar,” ujar Sri Mulyani dalam Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia 2025, Kamis (7/8/2025).
Gaji Guru dan Dosen: Dibebankan ke APBN atau Partisipasi Masyarakat?
Ia menambahkan, keterbatasan anggaran membuat pemerintah dihadapkan pada pertanyaan sulit, yakni apakah kesejahteraan guru dan dosen sepenuhnya harus dibebankan kepada anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), ataukah perlu melibatkan partisipasi masyarakat.
“Ini salah satu tantangan bagi keuangan negara. Apakah semuanya harus keuangan negara atau ada partisipasi dari masyarakat?” kata dia.
Meski begitu, Sri Mulyani tidak menjelaskan lebih lanjut seperti apa bentuk partisipasi masyarakat yang dimaksud.
Gaji Dosen Indonesia Tertinggal di ASEAN
Data Tim Jurnalisme Data Harian Kompas menunjukkan, rata-rata gaji pokok dosen perguruan tinggi negeri (PTN) di Indonesia hanya sekitar 1,3 kali upah minimum provinsi (UMP) di wilayah masing-masing, atau setara 143 kilogram beras.
Perbandingan ini jauh tertinggal dari negara tetangga.
Dosen perguruan tinggi publik di Kamboja, misalnya, memperoleh gaji 6,6 kali upah minimum.
Di Thailand 4,1 kali, Vietnam 3,42 kali, Malaysia 3,41 kali, dan Singapura 1,48 kali.
Survei terhadap 36 dosen PTN di 23 provinsi pada 4–23 April 2025 juga menemukan bahwa rata-rata jam kerja dosen mencapai 69,64 jam per minggu sepanjang 2024.
Temuan ini menegaskan bahwa bukan hanya gaji yang rendah, beban kerja dosen di Indonesia juga tergolong tinggi.
Warganet ramai-ramai menyuarakan kegeraman mereka atas pernyataan yang dinilai tidak pantas.
Banyak yang membandingkan pernyataan tersebut dengan fasilitas mewah yang dinikmati para pejabat negara, yang notabene juga dibiayai oleh uang rakyat.
"Terus kenapa mobil dinas pejabat pakai uang negara? Bayar sendiri dong," semprot seorang warganet.
Komentar menohok lainnya datang dari warganet yang mengingatkan Sri Mulyani akan jasa para guru yang telah mengantarkannya hingga ke posisi menteri.
"Apa Anda jadi Menteri Keuangan tanpa guru?" sahut yang lain dengan nada sengit.
Bahkan, ada pula yang mengaku merasa was-was setiap kali sang menteri membuat pernyataan publik.
"Setiap orang ini muncul di beranda bikin ketar-ketir," timpal warganet lainnya.
👇👇
Sumber: Kompas
Artikel Terkait
Pesan Menohok Ustaz Das’ad Latif ke Pejabat usai Rekening Diblokir PPATK
Rekening Diblokir PPATK, Ustaz Das’ad Latif Curhat Tak Bisa Bayar Bahan Bangunan Masjid
Hoax, Irjen Karyoto Ngamuk Tak Diberi Jabatan Kabareskrim Polri
Sikap Munafik Politik dan Upaya Menyelamatkan Diri: Siap Masuk Gerindra