Menkeu Purbaya: Indonesia Tak Akan Krisis Seperti 1998 Lagi

- Kamis, 11 September 2025 | 19:45 WIB
Menkeu Purbaya: Indonesia Tak Akan Krisis Seperti 1998 Lagi


NARASIBARU.COM -
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa meyakini Indonesia tidak akan mengalami krisis moneter seperti tahun 1998 lagi. Menurutnya, pemerintah telah memiliki pengalaman dan pengetahuan dalam mengelola krisis sejak 2008 hingga 2021.

“Kita cukup punya pengetahuan untuk mengendalikan ekonomi. Gak mungkin lagi kita seperti krisis 1998 lagi. Kita sudah mengalami beberapa krisis, sudah teruji, dan pengetahuan ini kita pakai di 2008, 2015, 2020, 2021 kemarin,” kata Purbaya dalam gelaran Great Lecture di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (11/9).

Purbaya juga menyoroti persoalan manajemen kas pemerintah yang menurutnya kurang efektif, seperti fluktuasi besar dana pemerintah di Bank Indonesia (BI) yang kadang mencapai hampir Rp 800 triliun.

Menurutnya, dana tersebut seharusnya dapat dimanfaatkan untuk memulihkan perekonomian. Ia memaparkan data pada Mei 2021 ketika Rp 300 triliun dimasukkan ke sistem, yang saat itu membantu pemilihan ekonomi. Namun, ia menilai dana kas pemerintah yang mengendap sebenarnya menjadi pemborosan karena diperoleh dari utang berbunga tinggi.

“Jadi kalau bunganya 7 persen, (sekitar Rp) 56 triliun bunga yang kita bayar untuk uang yang enggak dipake. Itu efisien apa nggak, saya nggak tahu. Tapi dari situ aja pemborosan ditambah dari tadi dengan yang yang di sistem, jadi kita punya dosa yang cukup besar juga,” jelas Purbaya.

Ia juga mengkritisi kebijakan moneter dan fiskal yang menurutnya sama-sama menyerap likuiditas sehingga memperlambat perekonomian. “Jadi angka pertumbuhan yang kecil tadi di akhir bulan ini, bulan lalu, dua bulan lalu, itu karena dua otoritas kita mengeringkan sistem finansial. Akibatnya tadi ekonomi melambat dan kita susah,” tutur Purbaya.

Kendati demikian, ia kembali mengingatkan solusi untuk mengatasi masalah tersebut dengan menyinggung rencananya untuk mengguyurkan Rp 200 triliun dana dari BI untuk perbankan.

“Ini gampang betulinnya, potong (Rp) 100-200 (triliun dana di BI), masukin (Rp) 200 (triliun ke perbankan), pertumbuhan uang akan cukup. Jadi gak dibuat tinggi sekali, tapi cukup antara 15 sampai 20 persen. Itu bisa membalikkan arah ekonomi kita,” ucap Purbaya.

Sumber: kumparan

Komentar