Respon Pidato Prabowo di PBB Soal Konflik Palestina-Israel, Din Syamsuddin Ibaratkan Teriakan Di Samudera, Keras Tapi Hilang Ditelan Ombak

- Rabu, 24 September 2025 | 22:45 WIB
Respon Pidato Prabowo di PBB Soal Konflik Palestina-Israel, Din Syamsuddin Ibaratkan Teriakan Di Samudera, Keras Tapi Hilang Ditelan Ombak


Pidato Presiden Prabowo Subianto di Sidang Umum PBB soal konflik Palestina-Israel menuai banyak respon. Diantaranya disampaikan Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah dan MUI Din Syamsuddin. Dia mengatakan pidato Prabowo itu ibarat teriakan di tengah samudera. Keras tapi langsung hilang ditelan ombak.

Sorotan Din tertuju pada poin pidato Prabowo tentang solusi dua negara atau two state solution. Dia menceritakan Solusi Dua Negara adalah pikiran lama yang dianut Pemerintahan Negara-negara Anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI), termasuk Indonesia. 

"Pikiran yang sesungguhnya baik untuk mengakhiri konflik antara Israel dan Palestina yang tak kunjung selesai dan berdampak global," kata Din dalam keterangannya (24/9).

Namun dalam praktiknya persyaratan bagi kedua negara tersebut tidak pernah dipenuhi oleh Israel. Persyaratan itu diantaranya pengunduran diri Israel atas wilayah Arab yg dikuasainya sejak Perang 1967 seperti Sinai dan Dataran Tinggi Golan.

Kemudian syarat penghentian pembangunan Pemukiman Yahudi di Wilayah Tepi Barat. Serta status Jerussalem sebagai kota suci dan tidak boleh dikuasai oleh satu pihak.

"Pembangunan pemukiman Yahudi di Tepi Barat semakin menjadi-jadi," ungkap Din. Kemudian secara sepihak Israel dengan dukungan Amerika Serikat menjadi Jerussalem sebagai Ibu Kota.

Selain itu Israel terus menerus melakukan pembangunan pemukiman di Tepi Barat. Bahkan Israel melakukan genosida atas Gaza dan menodai Masjid Al-Aqsha.

"Maka, Kesepakatan Solusi Dua Negara menjadi batal," tandas Din.

Menurut dia seruan Presiden Prabowo Subianto di PBB untuk revitalisasi Solusi Dua Negara nyaris seperti teriakan di tengah samudera. "Keras tapi hilang ditelan deburan ombak," tutur dia.

Din mengatakan solusi itu ideal tapi faktor-faktor fundamentalnya harus diatasi terlebih dahulu. Yakni penghentian genosida di Gaza dan penguasaan Israel atas wilayah Palestina yg didudukinya. Tanpa upaya itu, maka Solusi Dua Negara menjadi hampa.

Din mengatakan yang perlu dilakukan Indonesia sebagai negara cinta perdamaian dan keadilan, adalah mendesak Israel mundur dari wilayah pendudukan di Palestina. Kemudian menghentikan genosida. Serta segera menyalurkan bantuan kemanusiaan bagi rakyat Gaza yg kelaparan. 

Berikutnya jika jalan damai tidak digubris Israel, maka jalan militer lewat Peace Keeping Force (Pasukan Penjaga Perdamaian) atau War Preventing Force (Pasukan Pencegah Perang) adalah solusi. "Beranikah Indonesia mempelopori opsi ini? Sangat tergantung pada nyali dan kekuatan hati Kepala Negaranya," kata dia. 

Diberitakan sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menegaskan posisi Indonesia dalam isu Palestina–Israel saat berpidato di High-level International Conference on the Peaceful Settlement of the Question of Palestine and the Implementation of Two-State Solution di Markas Besar PBB, New York, Selasa (23/9) waktu setempat.

Dalam forum tingkat tinggi itu, Prabowo menyatakan Indonesia akan mengakui Israel, bila Israel lebih dahulu mengakui kemerdekaan dan kenegaraan Palestina. 

"Kita harus menjamin status kenegaraan Palestina, tapi Indonesia juga menyatakan bahwa jika Israel mengakui kemerdekaan dan kenegaraan Palestina, Indonesia akan langsung mengakui negara Israel, dan kita akan menjamin keamanan Israel,” kata Prabowo saat menyampaikan pidato.

Prabowo menekankan, pengakuan kenegaraan Palestina merupakan satu-satunya jalan menuju perdamaian yang adil dan abadi di Timur Tengah. Menurutnya, tanpa pengakuan resmi, upaya perdamaian hanya akan menjadi janji kosong.

Prabowo juga mengingatkan pentingnya kredibilitas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam menyelesaikan persoalan Palestina. “Pengakuan harus berarti peluang nyata menuju perdamaian abadi. Ini harus menjadi perdamaian nyata untuk semua pihak, untuk semua pihak yang terlibat,” ujar Prabowo.

Dalam pidatonya, Prabowo memberikan apresiasi kepada sejumlah negara yang telah mengambil langkah mengakui Palestina. 

“Yang Mulia, kami memuji negara-negara terkemuka di dunia yang telah mengambil langkah berprinsip ini. Prancis, Kanada, Australia, Inggris, Portugal, dan banyak negara terkemuka lainnya di dunia telah mengambil langkah di sisi yang benar dari sejarah,” urainya. 

Sumber: jawapos
Foto: Presiden RI Prabowo Subianto. (istimewa)

Komentar