Sebuah pernyataan mengejutkan datang dari seorang relawan Jokowi, Fritz Alor Boy. Dengan nada emosional dan retorika yang berapi-api, Fritz menantang Presiden Prabowo Subianto untuk bertarung langsung melawan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka pada Pilpres 2029.
“Silakan ambil motor saya, bakar saja. Saya lengkap! Saya akan mendukung Mas Gibran untuk melawan Prabowo di 2029,” ujarnya dalam sebuah pernyataan terbuka yang segera viral di berbagai kanal media sosial.
Fritz menyebut bahwa kemenangan Prabowo di 2024 tidak lepas dari peran besar Jokowi. “Tanpa Jokowi, Prabowo tidak akan jadi Presiden,” katanya. Ia menuding sebagian oknum pendukung Prabowo bersikap berlebihan dalam mengklaim kemenangan dan melupakan faktor penting yang diberikan Jokowi melalui dukungan Gibran.
Menurutnya, bila memang yakin pada kekuatan masing-masing, maka jalan terbaik adalah menguji kekuatan politik secara terbuka. “Ok, silakan Pak Prabowo, berani tidak 2029 jalan sendiri, Mas Gibran jalan sendiri. Kita lihat siapa yang menang,” tegas Fritz.
Pernyataan tersebut sontak memancing diskusi panas di ruang publik. Bagi pendukung Gibran, ucapan itu adalah bentuk loyalitas sekaligus penegasan bahwa Gibran layak berdiri sebagai kandidat mandiri di 2029. Namun bagi sebagian pendukung Prabowo, pernyataan itu dianggap provokasi yang berlebihan.
Fenomena ini memperlihatkan dinamika baru pasca Pilpres 2024. Prabowo, kini Presiden, berdampingan dengan Gibran sebagai Wakil Presiden. Koalisi yang tampak solid di permukaan ternyata menyimpan friksi di akar rumput.
Relawan-relawan yang dulunya mengibarkan bendera Jokowi kini banyak yang mengalihkan kesetiaan pada Gibran. Mereka melihat Gibran sebagai pewaris politik Jokowi sekaligus simbol keberlanjutan kebijakan. Di sisi lain, pendukung garis keras Prabowo menganggap kemenangan 2024 adalah hasil konsistensi perjuangan panjang sang jenderal, bukan sekadar efek “endorsement” Jokowi.
Ketegangan ini kini muncul ke permukaan, diperkuat dengan bahasa emosional seperti yang diucapkan Fritz: “Bakar… bakar saya, ambil motor saya!”
Ucapan Fritz bisa dibaca dari dua sisi. Pertama, sebagai luapan emosional seorang relawan yang merasa bahwa peran Jokowi dalam mengantarkan Prabowo ke kursi RI-1 mulai direduksi. Kedua, bisa juga dibaca sebagai strategi politik untuk mempertebal positioning Gibran menjelang 2029.
Bahasa provokatif sering kali dipakai untuk menciptakan resonansi publik, terutama di era digital. “Silakan bakar motor saya” adalah ungkapan dramatis yang tak hanya memancing perhatian media, tetapi juga mempertegas kesetiaan pribadi pada figur politik.
Pernyataan ini, meski tampak personal, berpotensi menggoyang soliditas koalisi. Ada tiga konsekuensi politik yang bisa muncul:
-Polarisasi internal koalisi: kelompok relawan Jokowi vs militan Prabowo bisa saling menegasikan, mempersulit konsolidasi.
-Uji coba narasi head-to-head: gagasan “Prabowo vs Gibran satu lawan satu” dapat menjadi isu politik yang terus dipelihara hingga 2029.
-Legitimasi Jokowi sebagai kingmaker: pernyataan Fritz mempertebal narasi bahwa tanpa Jokowi, Prabowo tak akan sampai ke kursi Presiden.
Di media sosial, pernyataan Fritz dengan cepat menyebar. Potongan video saat ia menantang Prabowo sudah ditonton ribuan kali. Ada yang menganggap Fritz hanya mencari sensasi, namun tidak sedikit yang menilai ucapannya mewakili suara banyak relawan Jokowi yang kini lebih condong ke Gibran.
Beberapa warganet bahkan menyindir, “Kalau motor dibakar beneran, jangan-jangan nanti malah trending jadi #MotorRelawan.”
Pernyataan Fritz memang bukan pernyataan resmi dari Gibran maupun partai politik manapun. Namun, dalam politik Indonesia, suara relawan sering kali menjadi cerminan dinamika basis. Dengan retorika sengit ini, bola panas kini ada di tangan elite politik: apakah mereka akan menanggapi, meredam, atau justru memanfaatkan untuk memanaskan mesin politik sejak dini.
Apapun itu, satu hal jelas: Pilpres 2029 masih jauh, tapi bara persaingan sudah mulai dinyalakan sejak sekarang. Dan, sebagaimana ungkapan Fritz, metafora “bakar motor” bisa jadi gambaran betapa panasnya pertarungan politik di masa depan.
Sumber: suaranasional
Foto: Fritz Alor Boy/Net
Artikel Terkait
Sosok Cantika Davinca, Penyanyi Dangdut yang Terlibat Kecelakaan di Magetan, Tewaskan 2 Orang
Sosok Hilda Pricillya, Istri TNI yang Viral Diduga Selingkuh dengan Junior Suami
PSI Komentari Pertemuan Prabowo dan Jokowi di Kertanegara: Bestie seperti Keluarga
Israel Gempur Gaza Setelah Trump Serukan Gencatan Senjata