Video berdurasi dua menit yang memperlihatkan seorang perempuan diusir dari
kantor lurah di Palembang viral di media sosial. Perempuan itu diketahui
bernama Rumala Dewi (52), warga Kelurahan Talang Betutu, Kecamatan Sukarami,
Kota Palembang.
Ia datang ke kantor kelurahan Talang Betutu untuk mengurus surat keterangan
pemasangan meteran listrik bagi mushola di lingkungannya. Namun, bukannya
mendapat pelayanan yang ramah, Rumala justru mengalami perlakuan yang tidak
pantas dari seorang pria yang diduga pejabat lurah setempat.
Dalam video yang kini ramai dibagikan di berbagai platform, terdengar suara
Rumala dengan nada kecewa dan lirih mengatakan, “Ya Allah Pak Lurah, kamu
itu pelayan masyarakat. Apalagi ini untuk mushola.”
Namun, bukannya dijawab dengan penjelasan, suara pria dalam video terdengar
memerintah agar ia keluar dari ruangan dengan berkata, “Nak dibantu cakmano,
sekarang keluarlah. Tunggu di luar bae.”
Peristiwa ini sontak menimbulkan gelombang reaksi dari publik. Banyak
warganet mengecam sikap oknum lurah tersebut dan mempertanyakan etika
aparatur sipil dalam melayani masyarakat.
Tagar “Pak Lurah” pun sempat menjadi trending di beberapa platform lokal,
menandakan bahwa publik menaruh perhatian besar terhadap kasus ini. Bagi
sebagian warga, peristiwa tersebut dianggap mencerminkan wajah pelayanan
publik yang masih jauh dari kata ideal.
Padahal, masyarakat datang ke kantor kelurahan dengan harapan mendapatkan
pelayanan yang cepat, ramah, dan manusiawi. Kejadian ini menjadi sorotan
karena bukan hanya soal administrasi yang tertunda, melainkan soal martabat
warga yang seolah diabaikan oleh pelayan publiknya sendiri.
Menanggapi viralnya video tersebut, Wali Kota Palembang Ratu Dewa turun
tangan. Ia meminta klarifikasi dari pihak kecamatan dan kelurahan yang
bersangkutan serta menegaskan bahwa pelayanan publik harus dilakukan dengan
sabar, santun, dan profesional.
“Pelayanan publik adalah wajah pemerintah di mata masyarakat. Maka setiap
aparatur wajib melayani dengan hati, bukan dengan amarah,” ujar Ratu Dewa
dalam video akunnya.
Ia juga menegaskan, apabila ditemukan pelanggaran etika atau disiplin, akan
ada tindakan tegas terhadap pejabat yang bersangkutan. Langkah cepat
pemerintah kota ini mendapat apresiasi luas dari warga yang menilai bahwa
respons cepat semacam ini diperlukan agar kepercayaan publik terhadap
pemerintah tetap terjaga.
Di sisi lain, sejumlah tokoh masyarakat menilai bahwa kejadian ini harus
dijadikan momentum untuk melakukan pembenahan menyeluruh terhadap budaya
pelayanan publik. Mereka berharap agar para aparatur di tingkat kelurahan
maupun kecamatan mendapat pelatihan etika komunikasi, empati, dan manajemen
pelayanan.
Pelayanan publik, menurut mereka, bukan hanya soal menandatangani berkas,
melainkan tentang cara memperlakukan manusia dengan rasa hormat dan tanggung
jawab. Kejadian di Talang Betutu menjadi pelajaran bahwa satu tindakan kecil
dari seorang aparatur bisa berdampak besar terhadap citra pemerintahan
secara keseluruhan.
@ratudewa_plg Kemarin kito langsung datang ke Kelurahan Talang Betutu minta penjelasan langsung samo lurah nyo terkait viral rekaman yang ado di media sosial. Dari keterangan terkait cukup banyak dan lengkap kito dapatke, memang dimanapun pelayanan kito harus ekstra sabar ngadepi nyo tapi jugo kito harus menjalanke tugas sesuai aturan-aturan berlaku sehingga apa yang bukan menjadi tugas kewajiban kito idak disalah gunoke.
♬ original sound - ratudewa_plg
Kini, suasana di Kelurahan Talang Betutu mulai kembali tenang, namun jejak
peristiwa itu masih ramai diperbincangkan. Banyak warga berharap Rumala Dewi
mendapatkan permintaan maaf secara langsung, dan bahwa kejadian serupa tidak
akan terulang lagi di tempat lain.
Di tengah derasnya arus digital dan keterbukaan informasi, kamera ponsel
kini menjadi saksi sekaligus alat kontrol sosial. Kejadian ini menjadi
pengingat keras bahwa pelayanan publik tak hanya soal prosedur, tetapi
tentang hati yang melayani, karena pada akhirnya, pemerintah yang
benar-benar kuat adalah pemerintah yang dipercaya rakyatnya.
Sumber:
suara
Foto: Lurah Talang Betutu Dian Pradana Putra/Net
Artikel Terkait
Survei IPO: Publik yang Puas dengan Peran Wapres Gibran Cuma 29 Persen
Terungkap! Anggaran Sewa Private Jet Rombongan KPU Capai Rp 46,1 Miliar
Polisi dan Unud Berbeda Versi Soal CCTV Kematian Timothy, Ada yang Disembunyikan?
Polemik Dugaan Korupsi Whoosh, Said Didu Ungkap Pihak-Pihak yang Bisa Diperiksa KPK