Sementara itu perempuan Turki lainnya, Sevgi (50 tahun), mengungkapkan dia berencana memilih CHP. Sevgi adalah seorang pensiunan petugas layanan sosial yang juga mengenakan hijab. “Saya tidak berpikir CHP akan kembali ke 'cara lama'. Mereka akan menghormati hak perempuan untuk mengenakan cadar,” kata Sevgi kepada Aljazeera.
Tidak semua perempuan Turki memiliki pandangan serupa dengan Sevgi terhadap CHP. Fatma, seorang akademisi, meninggalkan Turki dan pergi ke Amerika Serikat (AS) karena merasa dibekukan dari akademisi Turki karena pilihannya untuk mengenakan hijab. Meski sudah ada pencitraan ulang dari CHP, Fatma mengaku masih skeptis terhadap perubahan haluan partai tersebut.
“Saya tidak bisa tiba-tiba percaya bahwa sikap politik ini sekarang akan melindungi saya. Saya tidak percaya bahwa mereka (CHP) telah berubah. Setidaknya mereka belum meyakinkan saya bahwa mereka melakukannya,” ujar Fatma.
Banyak orang Turki konservatif memuji Erdogan karena membebaskan pembatasan agama. Erdogan dan partainya dinilai mampu mempertahankan basis pemilih mereka yang lebih religius yang telah lama merasa terasingkan oleh mantan elite sekuler Turki.
“AK Party memperbaiki masalah kebebasan berpakaian keagamaan. Saya tidak merasa saya akan memiliki kebebasan yang sama jika CHP terpilih. CHP sekarang mengatakan akan menghormati hak perempuan bercadar hanya untuk mendapatkan lebih banyak suara,” kata Aisha, seorang siswa berusia 23 tahun yang mengenakan jilbab saat diwawancara Aljazeera di pusat kota Istanbul.
Teman Aisha, Meryem (20 tahun), memiliki sikap dan pandangan yang sejalan. “Saya khawatir mereka (oposisi) dapat membatasi kebebasan kita dalam berpakaian, mungkin tidak sekaligus tetapi secara bertahap. Saya tidak berpikir CHP telah menjadi toleran secara agama. Itu hanya berusaha menarik dukungan dari wanita konservatif,” ucap Meryem.
Sumber: internasional.republika.co.id
Artikel Terkait
Begini Tanggapan Ignasius Jonan Soal Utang Whoosh usai Temui Prabowo
Budi Arie Bantah Projo Singkatan Pro Jokowi, Jejak Digital 2018 Justru Dia Jelas-jelas Ngomong Gitu
Presiden Prabowo Panggil Eks Menhub Ignasius Jonan ke Istana, Bahas Polemik Whoosh?
KPK OTT Gubernur Riau Abdul Wahid