Sebagai bukti, Denny menyebutkan catatan Reuters yang merangkum produk hoax buatan AI atau Deepfake yang telah terjadi secara global. Di mana angkanya mencapai 500 ribu hoax dalam bentuk video dan audio sepanjang 2023.
"AI semakin canggih dalam menciptakan hoax yang semakin sulit dikenali," sambungnya menegaskan.
Oleh karena itu, Denny meyakini video palsu Presiden Jokowi tersebut merupakan fenomena awal dari gelombang hoax menggunakan teknologi AI yang akan membanjir medsos pada Pemilu Serentak 2024.
Denny pun menawarkan solusi praktis untuk pemerintah terutama penyelenggara pemilu. Yaitu memperketat sistem keamanan internet networking dalam rangka mencegah penyebaran hoax yang diproduksi menggunakan AI.
"Meningkatkan sumber-sumber cek fakta, termasuk yang disediakan oleh media besar dan pemerintah, untuk memverifikasi berita-berita viral," tutur Denny.
"Platform media sosial seperti Facebook, Instagram, TikTok, dan WhatsApp, juga harus bekerjasama dengan lembaga cek fakta untuk memfilter hoax," tutupnya.
Sumber: RMOL
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
AHY Pastikan APBN Bakal Ikut Menanggung Utang Whoosh
Siap Tanggung, Prabowo Minta Jalur Whoosh Dilanjut hingga Banyuwangi Jawa Timur
Ahmad Sahroni Cerita Jatuh dari Plafon Saat Rumahnya Dijarah
Media Israel: Netanyahu Lakukan Ritual Penyembelihan Sapi Merah Suci