Akhir Pelarian Lusiana Selama 7 Tahun, Otak Pembunuhan Berencana Suami yang Libatkan Eks Anggota TNI

- Kamis, 11 Mei 2023 | 04:30 WIB
Akhir Pelarian Lusiana Selama 7 Tahun, Otak Pembunuhan Berencana Suami yang Libatkan Eks Anggota TNI

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang pengusaha bernama Gerry Tanuwidjaya (38) menjadi korban percobaan pembunuhan pada Maret 2015.

Tindak pidana ini didalangi mantan istrinya yang bernama Lusiana, dan dilakukan oleh eks anggota TNI Devan Andriawan serta dua pembunuh bayaran bernama Berry dan Armindo.

Percobaan pembunuhan ini terjadi di jalan tol kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), Kamal Muara, Penjaringan, Jakarta Utara.

Baca juga: Ingin Kuasai Rumah, Lusiana Sewa Orang untuk Bunuh Suaminya Setelah Ketahuan Selingkuh

Dalam wawancara dengan Kompas.com, kuasa hukum Gerry, Beni Daga, menceritakan percobaan pembunuhan berencana yang dialami oleh kliennya.

Gerry yang pada saat itu masih berstatus sebagai suami Lusiana tidak terlalu memperhatikan keseharian sang istri karena ia sibuk dengan profesinya sebagai seorang pengusaha.

Celah ini dimanfaatkan oleh Lusiana untuk berselingkuh dan diduga berzina dengan Devan, saat itu masih tercatat sebagai anggota TNI.

Suatu ketika, Gerry mendapatkan informasi tentang perselingkuhan Lusiana dengan Devan. Hal ini diketahui setelah Devan menjadi salah satu anggota yang diselidiki Danton TNI.

Baca juga: Ketahuan Selingkuh dengan Anggota TNI, Lusiana Sewa Pembunuh Bayaran Rp 500 Juta untuk Habisi Nyawa Suami

Dalam proses tersebut, gawai Devan disita dan diperiksa. Alhasil, perzinaannya dengan Lusiana terbongkar.

"Ternyata di dalam handphone-nya ditemukan banyak sekali foto di mana antara Devan dan istri dari klien saya ini. Foto, kemudian video hubungan badan, lalu chatting," ujar Beni.

"Klien saya ini, selain dia sebagai pengusaha, dia pasti punya teman banyak. Nah, dia dapat info, entah dari siapa, ternyata istrinya punya hubungan dengan Devan," lanjut Beni.

Lusiana sudah mencium bahwa perselingkuhannya diketahui sang suami. Lusiana kemudian mulai mengatur strategi untuk membunuh Gerry. Motifnya, menguasai aset berupa rumah dan beberapa usaha lain setelah ketahuan selingkuh.

Lusiana kemudian berkomunikasi dengan Devan. Mereka merencanakan pembunuhan dan mencari pembunuh bayaran untuk mengeksekusi Gerry.

Dalam pertemuan dengan calon eksekutor alias pembunuh bayaran, Lusiana dan Devan bernegosiasi tentang nominal yang harus mereka bayar untuk menghabisi nyawa Gerry.

"Pembunuh bayaran minta supaya dibayar Rp 500 juta pada saat itu. Karena mereka tidak mampu, tidak sanggup Rp 500 juta, pembunuh bayaran meminta supaya dibayar di muka setengahnya, Rp 250 juta," imbuh Beni.

Baca juga: Terlibat Percobaan Pembunuhan, Eks Anggota TNI Ikut Pukul, Tembak, dan Tikam Suami Pacarnya

Namun, Lusiana dan Devan tetap tidak sanggup. Mereka kemudian mencari pembunuh bayaran lain. Akhirnya, mereka mendapat dua pembunuh bayaran bernama Berry dan Armindo.

Meski dalam keadaan bersitegang karena ketahuan selingkuh, pada suatu malam, Lusiana mengajak Gerry pergi makan di kawasan Ancol, Jakarta Utara.

Usai menyantap makanan, Gerry mengetahui Lusiana berbicara dengan seseorang melalui sambungan telepon dan mendengar pembicaraan istrinya yang berkata, "Kita sudah jalan ya."

Gerry dan Lusiana kemudian berpindah tempat. Dengan mengendarai mobil, keduanya beranjak dari Ancol menuju PIK.


Halaman:

Komentar