Mengungkap Lembaga Survei Gagal Prediksi Kemenangan Erdogan di Putaran Pertama

- Kamis, 18 Mei 2023 | 09:30 WIB
Mengungkap Lembaga Survei Gagal Prediksi Kemenangan Erdogan di Putaran Pertama

Apa yang terjadi di Turki lalu membuat orang bertanya: Apakah hasil survei di sana juga merupakan bagian dari penggiringan opini itu? Sulit untuk memastikannya. Namun yang jelas, hubungan survei dengan kecenderungan memilih itu memang ada.

Dalam jurnal 'Bunga Rampai Tata Kelola Pemilu Indonesia' (2020) yang diterbitkan KPU RI, survei bisa mempengaruhi pemilih pemula. Studi kasusnya adalah saat Pilkada Jakarta 2017 lalu.

Melalui analisis korelasi person, disebutkan bahwa hasil polling berpengaruh terhadap pembentukan opini pemilih pemula sebesar 30,5 persen. Pemilih pemula biasanya baru menginjak usia 17 tahun.

Partai oposisi pada Rabu (17/5) mengajukan laporan atas dugaan kecurangan di ribuan kota suara pada pemilu Turki hari Minggu lalu. Pilpres putaran pertama itu secara mengejutkan dimenangkan Presiden petahana Recep Tayyip Erdogan.

Meski demikian, pihak partai oposisi menegaskan laporan itu tidak ditujukan demi mengubah hasil putaran pertama. Putaran kedua pemilu Turki tetap mereka dukung untuk digelar pada 28 Mei 2023, yang akan mempertandingkan Erdogan melawan tokoh oposisi Kemal Kilicdaroglu.

Menurut Wakil Ketua Umum Partai CHP, Muharrem Erkek, kecurangan pada kotak suara mencakup salah perhitungan single hingga ratusan suara.

Dia mengatakan, secara resmi keberatan dilayangkan pada 2.268 kotak suara pilpres dan 4.825 kotak suara pileg di seluruh Turki. Ia memastikan, itu hanya mewakili sebagian kecil dari jumlah total suara.

"Kami mengikuti perhitungan setiap suara, bahkan bila itu sama sekali tidak mengubah hasil akhir sama sekali," kata Erkek.

Recep Tayyip Erdogan meminta warga Turki memilih dirinya pada pilpres putaran kedua Minggu (28/5). Ia menjanjikan stabilitas di Turki.

Pada pilpres putaran pertama lalu Erdogan berhasil mengumpulkan 49,5 persen suara. Sedikit dari ambang batas mayoritas untuk memenangkan pemilu satu putaran yaitu di atas 50 persen.

Erdogan juga mematahkan prediksi berbagai lembaga survei. Ia diramalkan kalah dari penantangnya Kemal Kilicdaroglu satu putaran. Kilicdaroglu bahkan cuma mendulang 45 persen suara.

Kemenangan bukan cuma diraih pada pilpres, partai pengusung Erdogan AKP dan partai-partai Islam yang tergabung dalam Koalisi Rakyat berhasil mendapat kursi mayoritas parlemen yaitu 322 dari 600.

Erdogan mengatakan, yang penting dilakukan adalah presiden dan parlemen yang harmonis. Oleh karenanya, warga Turki diminta mendukung dirinya yang sudah berkuasa lebih dari dua dekade.

"Kehadiran kuat dari Aliansi Rakyat di parlemen akan membuat kita kuat seperti di pemerintahan. Harmonis antara eksekutif dan legislatif akan membantu pembangunan negara kami," jelas Erdogan.

Kemal Kilicdaroglu, meminta kaum muda memilih dirinya pada putaran kedua pemilu Turki. Kilicdaroglu menginginkan kekuasaan dua dekade Erdogan segera berakhir.

Jelang putaran kedua, Kilicdaroglu mulai menyusun strategi usai kekalahan mengejutkan pada putaran pertama. Dalam berbagai survei jelang pemilu putaran pertama Kilicdaroglu kerap unggul dari Erdogan.

Ia mengincar kelompok muda untuk memenangkannya dalam pertandingan melawan Erdogan. Kelompok muda merupakan lapisan masyarakat yang kecewa atas keterpurukan ekonomi Turki di bawah Erdogan.

"Pesan perubahan muncul dari kotak suara. Mereka yang mau perubahan di negara ini sekarang lebih banyak dari yang tidak menginginkannya," kata Kilicdaroglu.

Pernyataan Kilicdaroglu berdasarkan kegagalan Erdogan mendapat 50 persen suara pada putaran pertama pemilu Turki.

Demi meyakinkan kelompok muda, Kilicdaroglu membawa narasi betapa tingginya biaya hidup di bawah pemerintahan Erdogan. Kilicdaroglu percaya kondisi itu tercipta akibat kebijakan Erdogan memangkas suku bunga yang menyebabkan penurunan tajam nilai mata uang Lira dan meroketnya inflasi.

Sumber: kumparan.com


Halaman:

Komentar

Terpopuler