Pengamat komunikasi politik yang lulus magister di Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) itu menganggap Ganjar-Mahfud tidak punya visi yang jelas untuk ditawarkan kepada masyarakat.
Tidak seperti pasangan capres-cawapres nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, yang mengusung visi Perubahan.
Atau pasangan capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, yang mengusung keberlanjutan pemerintahan Presiden Joko Widodo.
"Ganjar-Mahfud mau menanggalkan tagline keberlanjutan dan mengusung perubahan juga tak akan berpengaruh banyak. Sebab isu 'Perubahan' sudah dikapling oleh Anies-Muhaimin," tutur Biran.
"Pun (kalau) mau kembali mengusung tagline 'Keberlanjutan', sudah terlanjur vulgar menyerang Jokowi," sambungnya menegaskan.
Karena itu, pria kelahiran Sulawesi Tenggara itu meyakini elektabilitas Ganjar-Mahfud akan merosot jika terus menggunakan strategi komunikasi politik yang menyerang lawan.
"Yang harus dilakukan sebenarnya adalah memainkan tagline Keberlanjutan dan Perubahan secara proporsional, tanpa menyerang pihak manapun, dengan fokus pada kelebihan dan kekuatan program, gagasan, figur dan politik gotong royong," tandas Biran.
Sumber: RMOL
Artikel Terkait
Suami Wardatina Mawa Akui Sudah Menikah dengan Inara Rusli, Tunjukkan Bukti: Maskawin-Saksi Nikah
Menhan Sjafrie Warning Bahaya! Ada Negara dalam Negara, TNI Langsung Disiagakan Amankan Bandara IMIP
Isu Bandara Ilegal PT IMIP Diungkap, Said Didu: Pintu Masuk Skandal Tambang Era Jokowi?
Cara Download Snack Video Tanpa Watermark Tercepat dan Paling Mudah 2026