Berdasarkan data yang dibeberkan oleh Retno, dari 36 rumah sakit di Gaza, hanya 13 yang masih beroperasi, dengan semua mengalami kelebihan kapasitas hingga 2-3 kali lipat.
"Rumah Sakit mengalami gempuran hebat, termasuk Rumah Sakit Indonesia yang dipaksa berhenti beroperasi pada 16 November lalu," urai Retno.
Secara keseluruhan, 71 persen fasilitas pelayanan kesehatan di Gaza tidak berfungsi. Perlengkapan medis, obat-obatan, makanan, air bersih, bensin, hingga listrik semakin terbatas. Ratusan tenaga medis terbunuh dalam serangan Israel.
Di sisi lain, WHO melaporkan penyebaran penyakit menular. Hampir 130 ribu kasus infeksi pernapasan akut, lebih dari 94 ribu kasus diare, dan lebih dari 2.700 kasus chickenpox.
"Perintah Israel Defence Force (IDF) agar suplai medis dipindahkan dari Khan Younis ke Gudang yang lebih kecil di Rafah merupakan pelanggaran berat hukum internasional dan hak asasi manusia," pungkas Retno.
Sumber: RMOL
Artikel Terkait
Pandji Pragiwaksono Terancam Denda 50 Kerbau Akibat Candaan soal Adat Toraja
Jokowi dan Budi Arie, Dua Orang Paling Ruwet
Begini Tanggapan Ignasius Jonan Soal Utang Whoosh usai Temui Prabowo
Budi Arie Bantah Projo Singkatan Pro Jokowi, Jejak Digital 2018 Justru Dia Jelas-jelas Ngomong Gitu