NARASIBARU.COM -- Warga Palestina semakin di ujung tanduk, mereka diperkirakan akan terusir dari kampung halaman mereka.
Pasukan Israel atau IDF telah mempersiapkan pengusiran besar-besaran ke Mesir dan tidak mungkin akan bisa kembali ke Gaza.
Kepala Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA) Philippe Lazzarini mengatakan rencana Israel ini ditolak oleh sejumlah negara termasuk Amerika Serikat.
“Perserikatan Bangsa-Bangsa dan beberapa negara anggota, termasuk AS, dengan tegas menolak pemindahan paksa warga Gaza keluar dari Jalur Gaza,” tulis kepala Philippe Lazzarini pada hari Sabtu di sebuah opini Los Angeles Times pada Sabtu (9/12/2023).
“Tetapi perkembangan yang kita saksikan menunjukkan adanya upaya untuk memindahkan warga Palestina ke Mesir, terlepas dari apakah mereka tinggal di sana atau dimukimkan kembali di tempat lain.”
Juru bicara Kementerian Pertahanan Israel membantah tuduhan Lazzarini, dan mengatakan bahwa Yerusalem Barat tidak pernah memiliki rencana untuk mendorong warga Gaza ke Mesir.
Namun, dua anggota parlemen Israel bulan lalu menulis di kolom editorial Wall Street Journal bahwa mereka ingin melihat negara-negara di seluruh dunia menyambut pengungsi Gaza yang memilih untuk pindah.
Perang Israel-Hamas telah menyebabkan lebih dari 1,8 juta warga Gaza meninggalkan rumah mereka, yang merupakan pengungsian paksa terbesar warga Palestina sejak tahun 1948, kata Lazzarini.
Hampir 18.000 orang tewas di Gaza, dan sebuah penelitian di Israel menemukan bahwa 61 persen orang yang tewas dalam serangan udara IDF adalah warga sipil.
Perang dimulai ketika Hamas melancarkan serangan mendadak terhadap desa-desa Israel selatan pada tanggal 7 Oktober, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera ratusan orang kembali ke Gaza.
Artikel Terkait
Menkeu Purbaya: APBN Bertujuan Membuat Seluruh Rakyat Kaya, Mari Kita Kaya Bersama!
Viral 2 Jam Terjebak Macet Parah Jakarta, Turis Korea Ngamuk Sampai Kencing dalam Botol
Hamish Daud Liburan Bareng Sasha Sabrina Alatas ke Bangkok? Dugaan Perselingkuhan Suami Raisa Terkuak
Pengakuan Alumni Seangkatan Gibran: UTS Insearch Cuma Kursus Bahasa Inggris, Bukan Setara SMA