Perjalanan 32 Biksu dari Thailand ke Borobudur Menyingkap Wajah Toleransi Indonesia

- Sabtu, 20 Mei 2023 | 05:31 WIB
Perjalanan 32 Biksu dari Thailand ke Borobudur Menyingkap Wajah Toleransi Indonesia

"Yang paling bagus di Indonesia, umatnya bertoleransi, menunggu kedatangan kita, masyarakatnya menyambut, masyarakat Indonesia sangat luar biasa dari segi toleransinya, seperti menyambut kedatangan sanak saudara," ungkap Bhante Maha.

Tak tanggung-tanggung, para biksu itu bahkan mengacungkan 20 jarinya untuk menggambarkan tingkat tolerasi di Indonesia.

Baca juga: 5 Hal yang Perlu Diketahui Saat Bertemu Biksu Jalan Kaki dari Thailand ke Indonesia

Wajah ramah Indonesia menyambut langkah kaki para biksu dari kota ke kota.

Misalnya ketika melintas di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, sejumlah biksu membawa bendera Merah Putih dan menyapa warga Indonesia. Mereka tersenyum sambil mengucapkan, "Assalamualaikum..."

Masyarakat pun antusias. Beberapa warga bahkan rela menunggu lebih dari setengah jam untuk melihat para biksu dan menyapanya.

Ketika singgah di Vihara Budhi Asih, 32 biksu itu disambut dengan sajian makanan, buah-buahan, dan minuman.

Ketua Vihara, Apien mengatakan, banyak warga dari lintas agama yang dengan sukarela memenuhi kebutuhan makan dan minum para biksu.

"Sajian ini bukan hanya dari umat Buddha, melainkan juga warga setempat yang beragama lain. Obat-obatan dan minuman, misalnya, dari warga Kristiani di sini. Padahal kami tidak meminta," kata Apien, dilansir dari Harian Kompas.

Wajah toleransi warga Indonesia juga tergambar dari aksi pengawalan yang dilakukan Laskar Macam Ali, Barisan Anshor Serbaguna (Banser) Nahdlatul Ulama.

Selain itu, tak sedikit pula warga yang dengan sukarela mengeluarkan uang pribadi untuk mengawal ritual thudong. Salah satunya Syaiful Nurjaya (31) warga Plered, Cirebon.

Dia rela mengawal para biksu sejak dari Batam. Ia menanggung sendiri biaya transportasinya.

"Saya bawa uang Rp 2,5 juta, hasil tabungan sebulan," ucapnya.

Syaiful rela berjalan kaki dari Karawang ke Indramayu.

"Meskipun tidak seagama, tetapi kita sebagai sesama manusia yang harus saling menjaga dan menyayangi. Saya merasa bangga dan terharu bisa ikut," tandasnya.

Sumber: kompas.com


Halaman:

Komentar