Saat diwawancarai Tempo di ruang kerjanya pada 15 Mei 2023, Dudung meyakini 90 persen masyarakat Papua cinta Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sementara hanya segelintir yang mendukung KKB. Mereka, kata dia, memanfaatkan dana desa, dana kecamatan, dan dana otonomi khusus untuk hidup.
“Mereka kan kriminal sebenarnya. Hanya cari makan sebetulnya. Saya jamin kegiatan politik mereka juga terbatas, pihak luar juga tidak merespons. Nah, sekarang mereka mulai belajar mencari respons dari luar. Salah satunya dengan penyanderaan,” kata Dudung saat ditemui Tempo di Markas Besar Angkatan Darat di Jakarta Pusat.
Dudung menjelaskan KKB memanfaatkan dana otonomi khusus Papua. Sebab, mereka tidak bekerja.
Ia menyebut KKB memeras setiap ada proyek di Papua. Apabila tidak menyetor, maka KKB akan menyerang.
“Setiap ada proyek, kalau kontraktor proyek enggak nyetor, dihajar sama mereka. Kalau nyetor aman,” ujarnya.
Menurut Dudung, jajarannya bisa saja membasmi KKB dengan kekuatan dan alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang dimiliki oleh TNI. Sebab, anggota mereka tidak mencapai 200 orang.
Namun ia mengakui memang ada kesulitan dalam memberantas KKB, antara lain demografi dan geografi.
Selain itu, ia menyebut KKB kerap menggunakan tameng hidup dengan membaur bersama anak-anak dan perempuan untuk menghindar kejaran aparat.
Dudung mengatakan hal ini yang membuat TNI-Polri berhati-hati agar tidak menimbulkan korban jiwa dari masyarakat.
“Dia (KKB) lebih menguasai medan. Mereka ini di wilayah didukung juga oleh masyarakat pendukung mereka,” katanya.
Artikel Terkait
Suami Wardatina Mawa Akui Sudah Menikah dengan Inara Rusli, Tunjukkan Bukti: Maskawin-Saksi Nikah
Menhan Sjafrie Warning Bahaya! Ada Negara dalam Negara, TNI Langsung Disiagakan Amankan Bandara IMIP
Isu Bandara Ilegal PT IMIP Diungkap, Said Didu: Pintu Masuk Skandal Tambang Era Jokowi?
Cara Download Snack Video Tanpa Watermark Tercepat dan Paling Mudah 2026