Dalam hal ini, Golkar dan PKB disebut akan bersatu.
"Secara syarat memungkinkan, karena Golkar punya 14,8 persen, PKB punya 10 persen. Jadi secara syarat memenuhi presidential threshold (20 persen)," jelas dia.
Baca juga: Tak Disanksi DPP soal Pertemuannya dengan Prabowo, Gibran: Ya karena Saya Tidak Salah
Umam menuturkan, target alternatif pasangan baru ini lebih untuk mengulur waktu, bukan menang.
Dengan masuk ke dalam kontestasi, ia menyebut kedua partai ini bisa mengonsolidasikan basis pemilih loyal dan mendapatkan logistik politik dari para donatur yang ada.
"Begitu nanti sudah selesai dan masuk putaran kedua, mereka punya keleluasaan lebih terbuka untuk memilih mana capres dan cawapres yang memiliki potensi menang lebih besar," paparnya.
Seperti diketahui, Prabowo hingga kini belum mengumumkan secara resmi nama pasangan yang akan mendampinginya dalam Pemilu 2024.
Namun, kesepakatan awal antara Partai Gerindra dan PKB disebut menempatkan nama Muhaimin Iskandar sebagai cawapres.
Kendati demikian, beberapa nama cawapres lain kemudian muncul, seperti Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Erick Thohir.
Sumber: kompas.com
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
Aplikasi Maxim: Solusi Praktis untuk Perjalanan dan Penghasilan Tambahan di Indonesia
AHY Pastikan APBN Bakal Ikut Menanggung Utang Whoosh
Siap Tanggung, Prabowo Minta Jalur Whoosh Dilanjut hingga Banyuwangi Jawa Timur
Ahmad Sahroni Cerita Jatuh dari Plafon Saat Rumahnya Dijarah