Luhut mengakui bahwa harga komoditas nikel secara global saat ini sedang mengalami penurunan.
Namun ia mengatakan bahwa hal ini harus dilihat berdasarkan jangka panjang karena naik turun harga komoditas merupakan hal wajar.
"Anda harus lihat data panjang 10 tahun. Kan anda pebisnis juga. Siklus dari komoditi itu naik turun. Apakah batu bara, nikel, timah atau emas. Apa saja," ucap Luhut.
Baca Juga: Soal Kontroversi Contekan dalam Debat Cawapres, Tom Lembong: Bagi Saya Itu Hal Biasa
Luhut juga menjelaskan bahwa beberapa tahun ke belakang, harga nikel mengalami kenaikan semenjak melakukan program hilirisasi, apabila dibandingkan periode 2014-2019.
"Namun, kalau kita melihat selama 10 tahun terakhir ini, harga nikel dunia itu di 15 ribuan dollar AS (per ton). Bahkan pada 2014-2019, periode hilirisasi mulai dilakukan, harga rata-rata nikel itu cuma 12 ribuan dollar AS," lanjutnya.
Luhut juga merespons terkait pernyataan Tom Lembong yang mengatakan harga nikel turun disebabkan eksploitasi masif Indonesia untuk mendukung program hilirisasi.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: ayojakarta.com
Artikel Terkait
Longsor Renggut Empat Nyawa Satu Keluarga di Tapanuli Tengah, Banjir Bandang Juga Mengancam Sibolga
Lantai Dua Sekolah di Banyumas Ambruk saat Syukuran Hari Guru, 21 Orang Dilarikan ke RS
Geger! Wardatina Mawa Sebut Inara Rusli dan Insanul Fahmi Teman Kajian
Polemik Ijazah, Denny Indrayana: Sumber Masalahnya Ada di Pak Jokowi