Indonesia memiliki sumber daya mineral yang melimpah, salah satunya yaitu emas. Kementerian ESDM memproyeksikan Indonesia memiliki cadangan emas yang dapat bertahan hingga 268 tahun ke depan.
Besaran cadangan tersebut menjadi peluang besar pengembangan ekosistem industri pengolahan logam mulia yang saat ini masih terbatas pada perhiasan dan investasi dalam bentuk emas batangan atau koin emas.
Menteri ESDM Arifin Tasrif menyampaikan bahwa ada peluang untuk pengembangan industri hilir emas yang lebih luas dari hanya perhiasan dan investasi. “Perlu dirintis pendukung industri komponen untuk industri elektronik dan otomotif,” kata Arifin dalam rapat kerja (Raker) dengan Komisi VII DPR pada Rabu (24/5).
Arifin menambahkan, pemerintah sedang mengembangkan proses bisnis industri pertambangan mineral dari sisi hulu sampai ke hilir. Kementerian ESDM bertugas untuk mengurusi aspek eksplorasi hingga pengolahan dan pemurnian pada smelter yang terintegrasi dengan tambah.
Sementara Kementerian Perindustrian diwajibkan untuk mengelola sisi hilir lewat pengolahan dan pemurnian pada smelter mandiri (stand alone) sampai dengan pengembangan industri lanjutan menjadi produk akhir.
“Untuk pengembangan penggunaan emas dan perak untuk teknologi, bank sentral, perangkat makan dari perak dan fotografi,” ujar Arifin.
PT Freeport Indonesia, sebagai pengelola tambang Grasberg, Timika, Papua, yang merupakan salah satu tambang emas terbesar di dunia, melaporkan produksi produksi emas pada tiga bulan pertama tahun ini berada di angka 402.000 ons, turun 2,4% dari capaian produksi pada kuartal I 2022.
Artikel Terkait
Suami Wardatina Mawa Akui Sudah Menikah dengan Inara Rusli, Tunjukkan Bukti: Maskawin-Saksi Nikah
Menhan Sjafrie Warning Bahaya! Ada Negara dalam Negara, TNI Langsung Disiagakan Amankan Bandara IMIP
Isu Bandara Ilegal PT IMIP Diungkap, Said Didu: Pintu Masuk Skandal Tambang Era Jokowi?
Cara Download Snack Video Tanpa Watermark Tercepat dan Paling Mudah 2026